TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari berencana memaksa para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo agar mau pulang ke rumahnya masing - masing.
Saat ini, tinggal 85 pengikut Dimas Kanjeng yang masih bertahan di tenda perjuangan padepokan. Padahal, sebelumnya, jumlah pengikut yang tinggal dan menetap selama berbulan - bulan di tenda padepokan mencapai 3.119 orang.
Puput mengatakan, pihaknya sudah berulang kali bernegoisasi dengan para pengikut padepokan ini. Hanya saja, memang ada sebagian pengikut yang enggan pulang ke rumahnya.
Padahal, pihaknya sudah merayu dengan janji akan membiayai semua transportasi perjalanan pulang ke rumahnya.
"Susahnya itu kan, ketika ada sebagian orang yang masih percaya dengan Taat Pribadi. Percaya itu yang mulia, utusan tuhan dan sebagainya. Pengikut yang model seperti ini susah diajak negoisasi," katanya saat ditemui dalam acara lomba mengaji di Islamic Center, Selasa (4/10/2016).
Meski demikian, Puput mengaku akan tetap berusaha merayu para pengikut untuk pulang. Ia menyebut, dalam negoisasi ini pihaknya kerjasama dengan kepolisian, dan kodim untuk mengajak duduk bersama para pengikut.
"Allhamdulillah, kami Forpimda kompak. Kami ingin semua pengikut padepokan kembali hidup normal dan tidak menggantungkan kepada Dimas Kanjeng," terangnya.
Bahkan, dikatakan Puput, pihaknya ini sedang mencari cara untuk bisa memaksa para pengikut ini pulang.
Ia mengatakan, akan menggunakan Peraturan Daerah (Perda) soal kependudukan, agar mereka ini bisa dipaksa pulang tanpa menyakiti mereka.
"Kami kan punya perda. Nah ini sekarang , kami masih menunggu cantolannya apa. Kalau sudah ketemu, nanti akan kami upayakan terus," ujarnya.
Puput menjelaskan, langkah itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Artinya, pihaknya sedang mencari cara agar sisa pengikut ini pulang.
"Kami juga prihatin dengan kondisi mereka di tenda padepokan. Kehidupannya cukup terbatas, tidak ada makanan, dan tenda yang digunakan untuk istirahat itu tidak layak. Makanya saya ingin mereka itu pulang dari padepokan," imbuhnya.
Kendati demikian, kata Puput, pihaknya sudah mengirimkan bantuan melalui pembuatan posko darurat. Posko ini meliputi posko kesehatan, posko pengaduan dan sebagainya.
"Saya juga mengirimkan Satpol PP untuk bantuan keamanan selain dibantu dengan TNI dan Polisi," jelasnya.
Saat ditanya terkait apa ada laporan pengikut di padepokan yang meninggal, Puput mengaku belum bisa memastikan informasi tersebut. Sebab, ia tidak bisa memberikan statement tanpa ada informasi jelas dan valid.
"Sejauh ini saya belum mendapatkan laporan ada pengikut yang meninggal di padepokan. Kalau semisal ada, itu kan ranahnya di polisi. Yang jelas sekarang belum ada laporan pengikut meninggal," pungkasnya.