TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap 38 warganya yang masih berada di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo kembali ke kediamannya masing-masing.
Menurut Ganjar, tidak ada orang yang kaya raya dengan cara yang aneh-aneh, termasuk menggandakan uang.
"Di tengah ekonomi sulit, ekspor sulit, roda ekonomi nggak berputar, yang muncul penggandaan uang," kata Ganjar di Semarang, Jumat (7/10/2016).
Ganjar meminta warga Jateng pengikut Taat Pribadi untuk bertaubat. Mereka juga diminta kembali kepada keluarganya.
Jika memang niatnya ibadah, kata Ganjar, tempat ibadah bisa dilakukan di Jawa Tengah.
"Nanti bisa konsultasi kiai atau ke MUI agar tidak terjebak dengan padepokan yang tidak fokus pada niat ibadah," tambahnya.
Dari informasi yang beredar, ada sekitar 38 orang asal Jateng yang masih berada di Padepokan Taat Pribadi. Ia berharap agar kasus ini menjadi pelajaran bersama.
"Semoga ini jadi pelajaran yang berharga untuk semuanya," harapnya.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono mengatakan masih belum ada laporan resmi tentang nama-nama orang asal Jawa Tengah yang masih menetap di Probolinggo.
Dia berharap masyarakat melapor di kantor polisi terdekat.
"Bisa di Polsek, Polres atau di Polda," ujar jenderal bintang dua ini. (TRIBUNJATENG/CETAK)