Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Korban Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Samarinda, Kalimantan Timur akhirnya berani melaporkan diri ke Mapolresta Samarinda, atas dugaan penipuan.
Diperkirakan, dengan melapornya salah satu korban dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini, korban lainnya akan turut melaporkan hal yang sama.
Sekitar pukul 14.00 Wita, korban dengan inisial ID (42), warga Jalan AW Syahranie, Samarinda Ulu melaporkan pimpinan majlis ta'lim Daarul Ukhuwah, Sultan Agung Ustadz Sumariono beserta Yusuf, atas dugaan penipuan.
Setelah melaporkan ke SPKT (Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polres, korban pun langsung digiring untuk menuju ruang Unit Eksus (Ekonomi Khusus) Satreskrim Polres, yang terdapat di lentai Gedung Polres, guna pemeriksaan dan penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, ID juga membawa sejumlah barang bukti berupa dua kotak kayu yang harus ditebus dengan mahar senilai Rp 5 juta per kotak.
Lalu kotak itu pun harus diisi dengan uang sebagai ATM dapur, yang diisi setiap kali pengajian, pada Selasa malam, yang nantinya akan berlipat-lipat keuntungan yang didapat.
Selain itu, ID juga menyerahkan gelang yang harus dipakai selama mengikuti pengajian di majlis ta'lim Daarul Ukhuwah, dan kaset CD (Compact Disk) berisi video pengajian dari Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
ID mengaku telah mengikuti pengajian tersebut mulai dari tahun 2013 silam, selama itu kegiatan di majlis ta'lim itu hanya pengajian setiap Selasa malam.
Merasa dirugikan dan tidak kunjung mendapatkan keuntungan dari uang yang selalu disetornya, tahun 2014 dia pun memutuskan untuk tidak lagi mengikuti pengajian tersebut.
"Saya awalnya diajak sama Haji Yusuf, lalu ikut terus pengajiannya. Setiap kali pengajian itu, saya selalu dijanjikan kelipatan dari uang saya setor tinggal sedikit lagi akan terpenuhi, tinggal selangkah lagi akan berlipat, tapi hingga sekarang tidak ada juga hasilnya," ucapnya sambil menutup muka, Sabtu (8/10/2016).
Total uang yang telah disetornya, senilai Rp 23.500.000, dengan melapor ke Polres, dia pun berharap uang yang telah disetornya dapat kembali, dan tidak berharap lagi uang yang disetornya berlipat-lipat keuntungannya.
"Awalnya kan ikut pengajian itu (majlis ta'lim Daarul Ukhuwah) supaya dapat merubah nasib, lalu pengikutnya juga banyak. Sekarang saya minta uang saya dikembalikan saja, tidak usah dilipat gandakan, yang penting uang saya kembali, itu saja," kata dia.