News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Jembatan Cinta di Bali

8 Tewas dan Puluhan Korban Luka, Inilah Asal Mula Nama Jembatan Kuning dan Jembatan Cinta

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan Kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dilaporkan ambrol/terputus, Minggu (16/10/2016).

TRIBUNNEWS.COM, KLUNGKUNG - Jembatan Kuning atauu Jembatan Cinta yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ambruk dan terputus pada Minggu (16/10/2016) petang sekitar pukul 18.00 Wita.

Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan merupakan pulau di sisi tenggara Pulau Bali yang terletak di antara Pulau Bali dan Pulau Lombok. Secara administratif dua pulau tersebut bersama pulau utama Nusa Penida berada di wilayah Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

Hingga Minggu malam setidaknya 8 orang dilaporkan tewas dan 30 luka-luka dalam insiden runtuhnya jembatan itu.

Diduga, ambruknya lintasan penghubung yang dikenal dengan nama Jembatan Kuning itu karena jumlah orang yang melintasinya meningkat.

Ini sehubungan dengan diadakannya acara adat piodalan di Pura Bakung yang terletak di Nusa Ceningan atau di sisi timur jembatan.

Jembatan yang runtuh itu disebut sebagai Jembatan Kuning, karena sebagian besar bagian jembatan dicat kuning.

Sedangkan alas yang dilalui oleh para pelintas jembatan berupa papan-papan kayu.

Jembatan ini hanya bisa dilalui oleh sepeda motor.

Letak jembatan berada di arungan (selat sempit) yang memisahkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

Pamor Jembatan Kuning makin melejit, karena banyaknya wisatawan yang berfoto berpasangan di atas jembatan, dan bahkan tidak jarang digunakan sebagai tempat pengambilan foto prewedding.

Oleh karena, Jembatan Kuning kemudian dijuluki sebagai Jembatan Cinta.

Di kalangan turis asing, jembatan itu biasa disebut sebagai Yellow Bridge.

Setiap melewati jembatan tipe gantung ini, goyangan sangat terasa, sehingga warga harus berhati-hati, terutama yang mengendarai sepeda motor.

Sejak selesai dibangun di tahun 1994, jembatan ini telah beberapa kali mengalami perbaikan.

Pada malam hari, jembatan ini tampak indah karena dihiasi lampu-lampu.

Karena keindahannya, jembatan ini pun menjadi ikon wisata di Nusa Lembongan dan Ceningan.(Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini