Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Suku Anak Dalam (SAD) atau yang akrab disapa orang rimba merupakan salah satu suku asli di Provinsi Jambi.
Dalam kehidupan sehari-hari orang rimba lebih memilih tinggal dan menetap di dalam hutan taman nasional.
Sebagai suku pedalaman, orang rimba dikenal cukup akrab dan bersahaja. Selalu siap menerima kunjungan dari pihak manapun.
Namun demikian aturan adat yang dilanggar tentu akan membuat ketidaknyamanan bagi mereka.
Hasil perbincangan Tribun Jambi (Tribunnews.com Network) dengan Besilo, warga SAD yang ditemui beberapa waktu lalu cukup mengejutkan.
Terutama saat Besilo yang merupakan warga SAD Kelompok Terap, Bukit 12 yang berlokasi di kawasan Batanghari secara tiba-tiba hilang keramahannya saat melihat seseorang mencoba mengambil gambar indok (istrinya) yang sedang menggendong anak.
"Jangan ambek (ambil) gambar indok, dak boleh," kata Besilo.
Ia menceritakan bagi warga SAD sudah menjadi larangan bagi orang mengambil gambar wanita dewasa.
Meski menggunakan pakaian lengkap, hal ini dianggap sebagai pelanggaran adat yang keras.
"Ini cara kami menjaga perempuan, itu sangat dilarang," katanya.
"Itu sudah aturan dari ninik moyang kami sejak dulu, dak boleh ngambil gambar perempuan dewasa. Kalau anak-anak ndak apa-apa! Tapi kalau sudah dewasa itu dak boleh," kata Besilo.
Bagi Suku Anak Dalam, perempuan adalah lambang kehormatan yang harus dijaga dalam kelompok.
Bahkan tak jarang ketika aturan ini dilanggar bisa menjadi sangat sensitif dan berujung pada pertikaian.