Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Berderet gelar di belakang nama Zunaidi, yang mengaku sebagai dokter spesialis segala rupa. Menariknya, ia lupa menyebutkan satu per satu.
Di lembar resep dan surat keterangan dokter buatannya, tertera DR. Dr. Zunaidi Sp. Srf. Sp. Jtg. Sp. Rhm. Sp. Tlg. Ada stempel Ikatan Dokter Indonesia di samping namanya. Belakangan ia hanyalah dokter gadungan yang mengaku dinas di Mabes TNI.
"Dokter spesialis penyakit dalam," ucap Zunaidi ragu-ragu saat diinterogasi oleh petugas Detasemen Intelijen Kodam XII/ Tanjung Pura, Kalimantan Barat, Jumat (21/10/2016).
Petugas mendapati banyak obat di dalam mobil Zunaidi, Daihatsu Ayla nomor polisi KB 1567 MC. Di antaranya ramuan obat-obatan yang menyengat hidung, obat-obatan yang dikemas rapi, beberapa kantong berisi cairan cokelat.
Ada juga sejumlah obat dalam kemasan botol dan peralatan medis seperti alat bedah, tensi, jarum suntik, obat penambah stamina pria, dua jeriken alkohol 70 persen, satu kotak sarung tangan karet, satu tas selempang bertulisan LPFH, sendok, setanggi, nota pembayaran pasien, puluhan alat kontrasepsi, serta beberapa bilah katana, dan lembaran surat keterangan dokter berkop Medikal Herbalis Al Ma'ruf Balai Pengobatan Alternatif Medis - Non Medis.
Zunaidi mendapatkan obat bius dari kakak iparnya yang bekerja di Apotek Mandiri 2. "Hanya itu saja, tidak pernah dipakai lain-lain. Makanya barangnya kayak begini," aku dia.
Selain menggunakan obat-obatan yang diperoleh dari apotek, Zunaidi mengaku membuka praktik keliling menggunakan mobilnya.
"(Pengobatan) alternatif tadi itu, medikal nonmedis sama terapi menyembuhkan penyakit dalam. Juga dengan obat herbal, ditambah obat rumah sakit kayak Fraksidin untuk mag, Analgesik untuk pusing kepala dan vertigo," terang dia.
Zunaidi menjelaskan secara lancar bagaimana meramu obat-obatan menggunakan bahan baku yang harganya cukup mahal.
"Di pasar bermacam-macam bahan baku obatnya, jadi saya beli kadang lima kilogram, ya untuk membuat bahan baku obat ramuan tadi. Herbal atau jamu perlu sekitar Rp 4,5 juta," ia menambahkan.
Di depan personel Detasemen Intel Kodam XII/ Tanjungpura, Zunaidi mengaku sebagai anggota TNI berpangkat bintang dua saat di Puskesmas Sungai Rengas, Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Sepintas, Zunaidi mirip dengan potongan anggota TNI kebanyakan. Potongan rambutnya cepak. Bermodal tampang, sejak 2012 ia mengaku sebagai dokter yang berdinas di Mabes TNI.
"Saya hanya pernah bedah tiga kali, tumor sama kutil. Lainnya enggak ada, sembuh total orangnya. Saya belajar otodidak, tapi mengaku dokter. Itulah kesalahan saya," ungkap pria lulusan SMP ini.
"Saya mengobati bukan saya dipanggil, tapi mereka datang, dari mulut ke mulut. Saya tidak pernah memaksakan. Kalau mereka mau berobat ya datang, kalau tidak ya sudah," beber dia.
Zunaidi membuka praktiknya di Medikal Herbalis Al Ma'ruf yang beralamat di Jalan Raya Sungai Berembang, Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap.