Laporan Wartawan Tribun Manado, Herviansyah dan Nielton Durado
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Sebagai warga Kota Bitung, Fhyna Kalangie, sangat senang jika proyek rel kereta api Manado-Bitung-Makassar benar-benar terealisasi.
"Ini menjadi peluang bagi masyarakat Kota Bitung untuk mempromosikan produk-produk khas Kota Bitung seperti ikan dan lainnya ke luar kota seperti Makasar. Dari sisi bisnis akan sangat menguntungkan," ujar Fhyna kepada Tribun Manado, Jumat (21/10/2016).
Rasa gembira juga disampaikan Stevi Mait, pengusaha rumah makan di Kota Manado. Jika benar terealisasi, pembangunan rel kereta api bisa memajukan perekonomian Sulawesi Utara.
"Selain itu akan bisa mendatangkan lebih banyak pengunjung ke tanah Nyiur Melambai. Mendongkrak prekonomian dan tentu pariwisata," ujar Stevi.
Terlepas dari dampak positif yang akan muncul dari pembangunan rel kereta api tersebut, Dave Sengkeh, warga Sukur, Minahasa Utara, mengingatkan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak mengorbankan masyarakat Minahasa Utara. Ia mencontohkan soal pembebasan lahan.
"Lahan harus dibayar layak, jangan sampai pembebasan lahan justru menimbulkan persoalan baru di masyarakat," ujar Sukur.
Pantauan Tribun Manado, di sejumlah areal yang akan di lalui jalur kereta api seperti di kawasan lahan kosong ringroad Manado dan Minahasa Utara, tidak terlihat ada aktivitas apa pun.
Pembebasan lahan untuk proyek sepanjang 41, 824 kilometer dari Manado-Minahasa Utara-Bitung targetnya selesai pada 2016 ini. Lahan yang akan dilalui jalur kereta api sebagian besar belum dibebaskan.