TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Saat memberikan sambutan dalam acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 Tingkat Nasional Tahun 2016 di Alun-alun Kabupaten Boyolali, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa pangan merupakan salah satu dari tiga hal yang akan diperebutkan dalam era kompetisi antar negara, selain air dan energi.
Oleh karenanya, setiap negara harus terus mempersiapkan kedaulatan persediaan pangan nasional dengan baik, termasuk Indonesia yang merupakan negara subur namun masih memerlukan impor sejumlah bahan pangan dari negara lain.
"Negara kita negara besar. Negara subur tapi kita harus berbicara apa adanya. Tahun lalu beras, kedelai, jagung, buah-buahan, gula masih impor," ujar Presiden Joko Widodo berdasarkan keterangan yang dirilis Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Kepresidenan.
Namun Presiden Joko Widodo optimis bahwa dengan kerja keras dan semangat perubahan yang tinggi, maka kedaulatan persediaan pangan nasional akan terwujud.
Apalagi setelah melihat langsung kondisi di lapangan dalam kegiatan panen raya dan pameran Gelar Inovasi Teknologi.
"Tapi melihat tadi yang ada di lapangan dipamerkan, saya optimis insya Allah kalau semua kerja keras, selesai," kata Presiden Joko Widodl.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga menyatakan pentingnya strategi ke depan guna meningkatkan semangat para petani untuk terus menanam.
Terutama tanaman jagung yang saat ini masih impor dari negara lain, walaupun sudah menurun sekira 60 persen.
"Jagung impor turun sampai 60 persen, karena tahun lalu waktu saya ke Jawa Timur dan Dompu, semua petani mengeluh karena harga jagung cuma 1500 per kg. Mentan minta Perpres tentukan harga. Kalau di bawah itu, bulog keluarkan jurus," ucap Presiden Joko Widodo.