Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, BULUNGAN - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuntut guru-guru lebih profesional, bergerak tanpa menunggu pedoman.
Mereka diingatkan kurikulum yang mereka gunakan saat ini hanyalah sebagai alat. Di luar itu guru dituntut berkreasi mengajar di depan kelas.
“Kelemahan guru kita tidak percaya diri. Ketika alat, misalnya, hilang maka mentalnya ikut turun. Seperti biasanya menggunakan handphone, tetapi ketika tiba-tiba hilang dunia rasanya mati,” sindir Muhadjir saat memberikan sambutan dalam peluncuran beasiswa “Kaltara Cerdas” di auditorium Universitas Kalimantan Utara, Bulungan, Selasa (1/11/2016).
Baca: Mendikbud: Guru Wajib Berada di Sekolah Minimal 8 Jam
Kebijakan lain yang disinggung Muhadjir adalah agar guru tak melulu sibuk dengan persoalan administrasi sekolah. Kemendikbud akan memulai penyederhanaan pengurusan administrasi.
"Saya perhatikan ada 18 dokumen SPJ yang harus dikerjakan, mulai dari laporan dana BOS dan lain-lain. Ini akan kami sederhanakan. Jangan terlalu banyak administrasi,” kata dia.
Ia menyadari guru dituntut lebih banyak berhadapan dengan murid ketimbang persoalan administrasi. Demikian pula kepala sekolah, tidak boleh merangkap menjadi guru alias dibebastugaskan mengajar.
“Kepala sekolah ya kepala sekolah, guru ya guru,” sebut dia.