TRIBUNNEWS.COM, KINABALU - Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Malaysia menyebutkan ribuan warga negara Indonesia bekerja di Sabah sebagai nelayan.
Ketua Satgas Perlindungan TKI KJRI Kota Kinabalu, Hadi, Minggu (6/11/2016) mengatakan sekitar 7.000 WNI yang menjadi TKI bekerja pada majikan warga negara Malaysia sebagai nelayan.
"Sekitar 7.000 WNI yang bekerja di Sabah ini sebagai nelayan dengan majikan warga negara Malaysia," kata dia melalui pesan singkat menanggapi penculikan yang dialami TKI oleh kelompok bersenjata Filipina di perairan Malaysia.
Hadi mengungkapkan, sebagian besar nelayan tersebut berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, yang membawa seluruh keluarganya ke negara itu.
Keberadaan WNI menjadi nelayan di Malaysia itu sudah berlangsung sejak lima tahun lalu yang kemungkinan direkrut khusus dari segi pengalamannya menangkap ikan.
Ribuan TKI menjadi nelayan menyadari keselamatan jiwanya akibat maraknya penculikan oleh kelompok tak dikenal, namun tidak ada pilihan lain menafkahi anak dan istrinya.
Mayoritas WNI tersebut mengaku merantau menjadi TKI akibat tidak memiliki perahu dan perlengkapan alat tangkap ikan di kampung halamannya.
Ribuan WNI itu bersedia pulang ke kampung halaman jika pemerintah Indonesia menyediakan alat tangkap ikan karena hanya memiliki kemampuan menjadi nelayan.