TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pengangkatan 7 mahaguru bentukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, ternyata mampu membius Marwah Daud Ibrahim.
Tokoh nasional itu sampai mencium tangan Marno Sumarno alias Abah Holil saat di Makam RA Cholil, Bangkalan, Madura.
Tidak itu saja, Marwah yang diagendakan dipanggil lagi untuk diperiksa penyidik Ditreskrimum Polda Jatim sebagai saksi, Rabu (9/11/2016) besok juga diberi tasbih oleh Marno.
Puluhan pengikut Taat yang ada dalam satu rombongan, termasuk tersangka Taat juga diberi tasbih.
"Setelah satu bulan kemudian, Marwah ketemu SP Ramanathan alias Vijay di Padepokan Dimas Kanjeng. Ia (Marwah) cerita kalau diberi tasbih oleh Abah Holil."
"Mendengar cerita itu Vijay sampai tak kuat menahan tawa," ujar salah seorang penyidik saat rilis 7 mahaguru Taat Pribadi di Polda Jatim, Senin (7/11/2016).
Cerita itu berawal saat Taat bersama Marwah dan rombongan lain ziarah ke Makam RA Cholil, Bangkalan beberapa waktu lalu.
Vijay yang dihubungi Taat untuk mengatur acara menyeting Marno alias Abah Holil tiba-tiba datang di tengah acara ziarah.
Marno mengenakan jubah hitam plus surban hitam ditutupkan kepala sambil membawa ratusan tasbih di punggungnya.
Sontak, acara yang berlangsung khidmat itu kian bertambah hening karena tiba-tiba muncul Marno dengan jenggot putih sembari mengucapkan salam.
Lantas Marno berjalan ke peserta rombongan yang mengambil duduk bersila sambil membagi-bagi tasbih.
"Katanya tasbih itu dari Mekkah dan mereka percaya saja," ungkap petugas tadi.
Vijay yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara penipuan ini, adalah orang yang mengatur segala acara Taat Pribadi.
Termasuk Vijay orang yang merekrut Karmawi asal Jakarta untuk mencari 7 orang yang berjenggot putih untuk disulap menjadi mahaguru.
Menurut Abdul Karim, 77, alias Abah Sulaiman Agung asal Jakarta yag didapuk sebagai mahaguru ia tidak tahu apa-apa soal penipuan.
Ia hanya diajak untuk mengikuti acara. Syaratnya mengenakan jubah hitam.
"Jubah ini milik saya dan yang bikin adalah istri saya," terang kakek 30 cucu ini.
Abdul Karim yang dulunya sebagai kuli batu dan 5 tahun terakhir sudah tidak bekerja, mengaku pernah diajak ke beberapa wilayah oleh Karmawi.
Mulai Makassar, dua kali ke Probolinggo dan Jakarta. Perannya mendampingi Taat untuk menemui pengikutnya.
"Saya hanya duduk saja. Terkadang disuruh membaca doa agar selamat. Itu saja," jelas Abdul Karim saat diwawancarai Surya.co.id
Selama mengikuti kegiatan Taat, uang yang berhasil didapat Abdul Karim totalnya Rp 20 juta.
Selama mengikuti kegiatan road show, ia bersama mahaguru lain dinaikkan pesawat terbang. Begitu pulangnya juga naik pesawat.
"Waktu di bandara ya sudah ada yang menjemput," terangnya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono, menjelaskan posisi 7 mahaguru masih sebatas saksi. Namun, ia tidak menampik jika posisi ketujuh orang itu akan menjadi tersangka.
"Nanti tergantung dari hasil penyidikan dan gelar perkara yang dilakukan. Untuk sementara ini, penyidik masih menetapkan dua tersangka yakni Vijay dan Karmawi," tuturnya.
Tujuh mahaguru yang kini masih menjalani pemeriksaan yakni, Marno Sumarnno (58), alias Abah Holil mendapat uang Rp 11 juta, Murjang (51), alias Abah Nogososro mendapat uang Rp 8,7 juta, Abdul Karim (77), alias Abah Sulaiman Agung mendapat uang Rp 20 juta.
Selanjutnya Ratim (65) alias Abah Abdul Rohman mendapat uang Rp 20 juta, Sadeli (63), alias Abah Entong mendapat Rp 4 juta, Biwa Sutarno (51) alias Abah Sukarno mendapat uang Rp 9,5 juta, dan Atjep (51) alias Abah Kalijogo mendapat Rp 5 juta.