Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Warga yang tinggal di RT 9/4, Nyengseret, Astanaanyar, Kota Bandung, was-was banjir susulan akibat meluapnya Sungai Citepus.
Sebab, baru kali ini warga melihat luapan air Sungai Citepus mampu menghanyutkan mobil Toyota Avanza.
"Cuma 30 menit air langsung naik sampai enam meter dan masuk ke dalam rumah," kata Iki Kurnia (28), warga yang tinggal tak jauh dari tubir Sungai Citepus.
Warga tak sempat menyelamatkan barang berharga dari air sungai yang meluber ke dalam rumah. Iki hanya menyelamatkan barang elektronik ke lantai dua dan membiarkan dua motornya terendam.
"Saya was-was kalau ada banjir lagi. Karena setiap hujan tinggi air Sungai Citepus makin parah. Takutnya kami itu rumah terseret arus sungai," kata Iki.
Mengaca pada kejadian kemarin ia menyingkirkan barang-barang elektronik dari lantai rumah. Keluarga memiliih beristirahat di lantai dua untuk menghindari banjir pada malam hari.
"Kami juga siaga kalau hujan malam hari," kata Iki.
Ketua RW 4 Atang Suharno menduka air meluap dipicu tak adanya drainase di Jalan Astanaanyar, tepatnya di depan kantor Polsek Astanaanyar.
"Saya ingin hal ini menjadi perhatian. Sudah empat tahun lalu kami mengajukan drainase di depan kantor polsek, tapi tidak dibuat. Sementara drainase yang sudah ada malah dibongkar," sesal Atang.
Tinggi air Sungai Citepus yang menghanyutkan mobil Toyota Avanza disebut-sebut terparah selama ini.
"Baru pertama kali Sungai Citepus di RT 9/4 meluap dan airnya masuk ke rumah warga. Tingginya sungai sampai enam meter kemarin, makanya rumah warga di pinggir sungai terendam semua," kata Atang.
Air Sungai Citepus meluber hingga merendam rumah warga sampai satu meter. Belum ada laporan kerusakan akibat meluapnya air Sungai Citepus itu. Tak ada warga yang hanyut.
"Kalau banjir yang membawa hanyut Grand Livina kemarin, tinggi air Sungai Citepus cuman tiga per empat. Semalam ini paling parah kalau terjadi hujan deras," kata Atang.