Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Banyaknya jalur tikus untuk keluar masuk Nunukan dan Negara Bagian Sabah, Malaysia, membuat Kabupaten Nunukan rawan penyusupan teroris.
Kapolres Nunukan AKBP Pasma Royce mengatakan, sebagai etalase perbatasan dengan negara Malaysia, di Kabupaten Nunukan banyak jalur tikus tempat keluar masuknya orang maupun barang.
Hal ini menjadi rawan penyusupan terorisme
"Ini harus menjadi perhatian kita semua, baik aparat, pemerintah daerah maupun masyarakat," ujarnya,
Selasa (15/11/2016) ditemui usai Apel Besar Kebhinekaan Cinta Damai, Selasa (15/11/2016) di depan Tugu Dwi Kora, Kecamatan Nunukan.
Untuk mengantisipasi penyusupan teroris melalui jalur-jalur tikus dimaksud, Kapolres Nunukan mengaku telah menempatkan sejumlah personel di pintu-pintu masuk resmi maupun yang dimungkinkan di jalur-jalur tikus.
"Kemudian kami melakukan pemantauan, patroli dan pemeriksaan. Dan ini sudah berjalan, pemeriksaan maupun patroli di perairan. Satpol Air patroli di laut maupun jalur rawan," ujarnya.
Dia memastikan, sejauh ini belum ada ditemukan kelompok-kelompok yang menyebarkan faham radikal di daerah ini.
"Masih berjalan normal," katanya.
Pihaknyapun selalu menjalin komunikasi dengan para tokoh agama untuk memastikan tidak ada faham radikal yang berkembang di daerah ini.
Sementara menyusul ledakan bom molotov di Samarinda, pihaknya memastikan melakukan penjagaan di tempat ibadah umat Kristen.
"Kami melakukan pemeriksaan, pengamanan. Kami koordinasikan lagi dengan teman-teman FKUB, kegiatan keagamaan maupun masyarakat," katanya.
Sementara itu Wakil Bupati Nunukan Faridil Murad saat memimpin Apel Besar Kebhinekaan Cinta Damai
menekankan jika Kabupaten Nunukan merupakan milik bersama.
Sehingga, semua masyarakat hendaknya tetap menjaga suasana kondusif.
"Kalau bukan kita siapa lagi yang memikirkan dan melakukan upaya-upaya untuk menciptakan situasi keamanan yang kondusif serta membangun dan mengembangkan wilayah Kabupaten Nunukan yang kita cintai ini?," ujarnya.
Dia mengatakan, walaupun penghuni Kabupaten Nunukan memiliki latar belakang yang berbeda-beda, tetapi mesti disadari bahwa saat ini semuanya tinggal dan berstatus sebagai warga masyarakat Kabupaten Nunukan.
Karena itu dia berharap dalam kehidupan sehari-hari selalu menjunjung tinggi peraturan hukum yang berlaku, mempererat tali persaudaraan antar sesama sebagai keluarga besar Kabupaten Nunukan serta menjalin kerjasama yang sinergis baik dalam hal apapun.
"Kata orang bijak, pengertian itu adalah ilmunya kehidupan," ujarnya. Faridil mengajak meningkatkan komunikasi untuk mewujudkan saling pengertian antar sesama, mempererat persatuan dan kesatuan.
Sehingga semua permasalahan yang ada di setiap warga masyarakat Kabupaten Nunukan dapat dianalisa, dikaji serta ditemukan akar permasalahannya.
"Kita rumuskan untuk menentukan alternatif solusi yang terbaik sehingga tercipta kehidupan yang tertib, nyaman, tenang dan harmonis didalam kehidupan sosial warga masyarakat Kabupaten Nunukan," katanya.