Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas Tandu Batu Yogyakarta dan Klaten menggelar doa bersama untuk Intan Olivia Marbun (2), yang meninggal akibat terkena ledakan bom.
Selain doa bersama, acara yang diikuti anak-anak itu juga menabur bunga di Kali Boyong, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (15/11/2016).
"Kita berdoa bersama agar semua rakyat Indonesia didoakan oleh gadis Cilik tanpa dosa bernama Intan Olivia Marbun dari surga sana. Dia yang tanpa dosalah yang lebih pantas mendoakan kita yang selalu bertikai ini," kata aktivis Multikultur Komunitas Tandu Batu Yogyakarta, Seto Wijaya, dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com, Selasa (15/11/2016).
Seto mengatakan peristiwa pelemparan bom molotov di muka Gereja Oikumene, Samarinda Seberang, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016) pagi, sangat mengejutkan.
Bocah-bocah yang sedang bermain di depan gereja menjadi korban ledakan. "Hati kita tergerak untuk tidak sekedar bersolidaritas dan berdoa," ujar Seto.
Baca: Intan Olivia Susul Nenek dan Bibinya yang Tewas Dibegal Belum Sebulan
Baca: Habis Dioperasi, Intan Olivia Tak Bersuara Hingga Subuh Lalu Meninggal
Seto mengakui aksi solidaritas tersebut sudah terlambat. Namun, publik yang mengklaim sebagai silent majority yang toleran dan cinta damailah paling berdosa sampai persitiwa ini terjadi.
"Kita terlalu lama diam dan sok elegan dalam memperjuangkan kemanusiaan dan perdamaian," sambung Seto.
Komunitas, menuntut Pemerintah Indonesia mengambil langkah progresif menjaga perdamaian dan rasa keadilan warga Indonesia.
Menurut Seto, sudah cukup Intan Olivia menjadi korban. Ia menegaskan tak boleh terjadi lagi pembiaran kasus terorisme di Indonesia.
"Evaluasi penuh atas program deradikalisasi musti sesegera mungkin dilakukan. Sekali lagi tidak boleh ada pembiaran," tegas Seto.
Perjuangan untuk toleransi, perdamaian dan kebhinekaan bukan hanya selebrasi selebritas kepahlawanan, eksklusif dan elit di lembaga kampus, tempat ibadah, dan ruang ruang seminar. Namun terdapat di sekolah dasar dan menengah serta di desa dan kampung dengan membumi.
Hal itu juga tidak terbatas hanya melalui tokoh agama dan aktivis apalagi entitas politik, tetapi justru melalui masyarakat di desa dan kampung dalam isu konkret.
"Saatnya bergerak lebih nyata. Diiringi doa penuh kasih sayang dan persaudaraan untuk orangtua Intan Olivia Marbun. Mari kita bergerak dengan progresif dan membumi memperjuangkan toleransi, perdamaian dan kebhinekaan," ujar Seto.