News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Teror Bom di Samarinda

Trinity, Bocah Korban Bom Bercita-cita Menjadi Penjinak Bom

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi berjaga-jaga di TKP Bom molotov meledak di depan gereja Oikumene di Jl Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Lo Janan Ilir, Samarinda, Kaltim, Minggu (13/11/2016). Korban akibat ledakan tersebut berjumlah 5 orang dan dilarikan ke Rumah Sakit Muis, Samarinda. TRIBUN KALTIM/Fachmi Rachman/NEV

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Tiga bocah korban ledakan bom molotov di halaman Gereja Oikumene, Samarinda, yang mengalami luka bakar mulai membaik.

Trinity, salah satu korban sudah bisa menangis dan bicara. Sudah 50 persen luka bakar di tubuhnya teratasi oleh tim medis.

Ada hal menarik usai Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia Arist Merdeka Sirait mengunjungi Trinity yang terbaring di ruang PI-CU Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Selasa (15/11/2016).

"Saat saya kunjungi, dia (Trinity) sempat bilang ingin membeli petasan, kemudian menjinakkannya, serta menjadi penjinak bom," ungkap Arist menceritakan cita-cita Trinity.

"Memorinya sudah jalan untuk hal ini. Luar biasa, ketika seorang anak masih mengingat jelas, dan membuktikan bahwa ia anti akan bom," imbuh Arist.

Baca: Hujan Disertai Petir Iringi Pemakaman Intan Olivia, Balita Korban Bom Molotov

Sumadi, perwakilan PKBI Kaltim, meneguhkan ucapan Arist karena ikut turut menjenguk Trinity. "Trinity sampai teriak akan hal itu, bilang ia ingin menjadi penjinak bom," kata Sumadi.

Menurut Arist perlu ada langkah lanjutan usai Trinity dinyatakan sembuh nanti berupa terapi psikososial. Sementara ini pengobatan medis harus dijalani.

Keluarga berharap apa yang menimpa Trinity tak terulang kepada yang lainnya. Trinity cukup korban terakhir di Kaltim dan Indonesia.

Sudah Bisa Menangis

"Mereka minta didoakan agar cepat sembuh. Selain itu berharap mereka saja yang menjadi korban terakhir pengeboman. Jangan ada lagi korban jatuh akibat hal sama," kata Arist.

Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda, Rachim Dinata, menyampaikan sudah 50 persen luka bakar Trinity teratasi. Ketika Trinity bisa menangis artinya saluran pernapasannya bagus.

"Jika masih bermasalah, bisa saja ketika dia menangis ataupun bicara, tidak terdengar suara yang jelas, tetapi kan tidak seperti itu," kata Rachim.

Untuk memastikan secara pasti, Rachim harus menunggu 12 hari hingga kondisi anak-anak korban tersebut benar-benar pulih.

"Sudah dua korban yang dirawat di sini (RS AWS), Trinity Hutahaya (3) dan Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4). Namun, Alvaro baru dipindahkan tadi siang (kemarin, red)," ucap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini