TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Polisi menemukan sejumlah barang bukti dari penggeledahan di rumah pelaku dan sejumlah tempat yang dicurigai menjadi jaringan teror terkait ledakan bom di depan Gereja Oikumene, Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur.
Dari hasil penggeledahan itu, polisi menemukan bendera Negara Islam di Irak dan Suriah (ISI) serta sejumlah barang yang terkait tindak terorisme.
Barang-barang tersebut digelar di aula Mapolresta Samarinda, Kamis (17/11/2016), dan digunakan sebagai petunjuk untuk mengungkap pelaku aksi teror bom.
Kepala Polresta Samarinda Komisaris Polisi Setyabudi mengatakan, polisi berusaha mengumpulkan bukti untuk menjerat pelaku lainnya dalam jaringan aksi teror di Samarinda.
"Untuk penentuan penambahan tersangka, selain butuh waktu, juga harus didalami ada kaitannya antara pelaku yang satu ini dengan lainnya dikaitkan dengan barang bukti, olah TKP, sinkronisasinya. Hingga saat ini saksi masih 19 orang," kata Setyabudi, Kamis.
Menurut dia, masih ada waktu tujuh hari untuk pemeriksaan. Setelah itu, baru bisa ditentukan apakah ada tersangka lain atau tidak.
Ledakan bom di depan sebuah bom meledak di depan Gereja Oikumene, Jalan Ciptomangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, itu terjadi pada Minggu (13/11/2016) pukul 10.00 Wita.
Bom meledak beberapa saat setelah jemaat melaksanakan ibadah Minggu.
Ada lima orang yang menjadi korban, semuanya balita, dalam kejadian itu. Seorang korban meninggal dunia saat menjalani perawatan. Masih ada tiga korban yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Aparat kepolisian telah menetapkan satu orang tersangka, yakni Johanda alias Jo bin Muhammad Aceng Kurnia yang juga merupakan residivis kasus terorisme.(Kontributor Samarinda, Gusti Nara)