TRIBUNNEWS. ACEH - Gangguan sinar laser dilaporkan kerap terjadi saat pesawat mendarat pada malam hari, di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blangbintang, Aceh Besar.
Sinar laser yang diarahkan ke kaca kokpit sangat menggangu penglihatan pilot, sehingga dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Kabid Perhubungan Udara Dishubkomintel Aceh, Burhanuddin saat menyampaikan sambutannya pada acara penanggulangan keadaan darurat di bandar udara yang dilaksanakan PT Angkasa Pura II (Persero), Bandara SIM Blangbintang, Aceh Besar, Kamis (24/11/2016).
“Ini persoalan serius. Karena itu semua pihak harus memahami bahwa mengarahkan sinar laser ke pilot dan kaca kokpit pesawat yang akan mendarat, dapat berakibat fatal dan sangat membahayakan keselamatan penerbangan,” ungkapnya.
General Manager (GM) PT Angkasa Pura II Bandara Internasional SIM, Surahmat SH, yang dikonfirmasi Serambi mengungkapkan, pihaknya sudah beberapa kali menerima laporan dari maskapai penerbangan terkait ada serangan sinar laser yang diarahkan ke kokpit pesawat.
“Ini dampaknya berbahaya untuk pilot dan keselamatan penerbangan karena radiusnya mencapai 10 kilometer dan laser-laser itu selama ini dijual bebas di pasaran," katanya.
Saat sinar laser itu ditembakkan ke bagian kokpit pesawat, cahayanya langsung pecah dan membutakan penglihatan pilot itu sesaat.
Perlu ada sebuah regulasi atau aturan tegas yang dikeluarkan pemerintah terhadap produsen atau penjual laser, sehingga tidak bisa dijual secara bebas.
“Kami lihat ini persoalan serius. Karena tindakan itu sudah masuk pelanggaran berat, sehingga hal ini harus disikapi serius dan harus menjadi perhatian bersama. Kalau siang, tidak masalah, karena ada cahaya lain yang juga cukup kuat. Tapi, kalau malam bisa membahayakan keselamatan penerbangan,” katanya.
Surahmat menambahkan, PT Angkasa Pura II Bandara SIM telah mensosialisasi tentang bahayanya “serangan” laser ini kepada para keuchik, mukim, dan masyarakat di kawasan sekitar bandara.
Sosialisasi ini melibatkan kapolsek dan danramil.
“Setiap ada kegiatan forum masyarakat, sosialisasi keamanan penerbangan nasional ini selalu kita sampaikan,” ujarnya.
PT Angkasa Pura II juga ikut melibatkan Lanud SIM, Polsek Kuta Baro dan Blangbintang untuk melaksanakan patroli.
“Memang beberapa bulan terakhir eskalasinya agak menurun. Tapi, bagaimana pun ini harus tetap menjadi perhatian serius. Karena kalau pilot itu merasa resah dan melapor ke Menteri Perhubungan, maka daerah kita juga terancam, pesawat tidak akan masuk lagi ke Bandara SIM, lantaran dianggap bandara tidak aman,” paparnya. (mir)