Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Delapan siswa berseragam SMP negeri dan swasta di Ungaran dan satu anak putus sekolah dijaring aparat Polsek Ungaran, Jumat (2/12/2016) sore.
Sembilan anak itu berdiri sejajar tanpa mengenakan baju di halaman Mapolsek Ungaran.
Dari pemeriksaan sembilan anak itu, petugas Polsek Ungaran mendapati satu gear sepeda motor, yang dimodifikasi menggunakan sabuk.
Diduga, alat tersebut digunakan sebagai senjata untuk melukai lawan.
"Itu (sabuk gear--Red) bukan milik saya. Itu saya temukan di Alun-alun lama Ungaran, lalu saya bawa untuk jaga-jaga diri," kata FI, seorang siswa MTs.
Remaja berusia 13 tahun itu pun beralasan membawa gear sabuk untuk menghadapi anak-anak jalanan.
Menurutnya, sepulang sekolah ia kerap dipalaki anak-anak jalanan.
"Tadi ceritanya gini, kami mau ke Pasar Pon ke Ambarawa. Mau beli ayam. Kami mau numpang truk. Tetapi malah ditangkap polisi," ujarnya.
Mendengar pengakuan itu, petugas pun langsung mendekati FI. Ia pun menanyakan jumlah uang yang mereka bawa untuk membeli ayam.
FI pun enggan memberi tahu nominal uang yang dibawanya. Ia hanya mencengkeram kantong celana sisi kiri.
Melihat sikap FI, petugas pun langsung merogoh isi saku celana itu. Didapatinya selembar uang Rp 2.000, satu unit telepon genggam, satu bungkus rokok dan korek api gas.
"Uang Rp 2.000 mau beli ayam dapat bulu," cetus petugas itu.
FI pun hanya menunduk dan mengatakan uang Rp 2.000 itu untuk membeli es teh.
Kapolsek Ungaran, Kompol Supardji berujar aksi penjaringan sejumlah siswa itu dilakukan berdasar informasi seorang polwan, terkait dugaan tawuran.
"Tadi ada anggota kami berpapasan dengan kelompok itu. Mereka dicurigai akan melakukan tawuran."
"Ada puluhan siswa yang lari kocar-kacir. Yang kami tangkap sembilan siswa, dan barang bukti satu senjata berupa gear sabuk," ujarnya.
Supardji mengimbuhkan pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap para siswa itu. Pembinaan juga akan melibatkan guru sekolah terkait dan orangtua. (*)