TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Tim pencari korban pesawat jatuh di perairan Dabo mengaku kesulitan menemukan jenazah korban karena bentuknya yang sudah tidak utuh lagi.
Kapolda Kepri, Brigjend Pol Sam Budigusdian mengatakan titik jatuhnya pesawat nahas itu sudah diberi tanda, dan kondisi laut pun tenang.
Namun sampai siang ini, sudah tidak ada lagi tanda-tanda serpihan tubuh pesawat maupun jenazah korban lagi.
"Hari pertama serpihan sudah muncul, tas-tas, kursi, termasuk potongan tubuh manusia. Ini yang jadi kesulitan kita, karena bukan berupa jasad lagi, tapi potongan tubuh manusia. Jadi kemungkinan potongan-potongan itu sudah turun lagi tadi malam," ujar Sam Budigusdian.
Ia berharap Basarnas bisa menurunkan alat deteksi dan penyelam untuk menemukan korban lagi.
"Siapa tahu masih ada korban yang terjebak dalam badan pesawat," ujarnya.
Ia menuturkan, kondisi terakhir saat ini ada enam kapal yang masih melakukan pencarian, dimana dua kapal berada di sektor 1 dan sektor 2 lokasi jatuhnya pesawat.
Dua kapal mobile, dan termasuk kapal yang digunakan olehnya.
"Basarnas sudah membagi pencarian ke area empat sektor, kami juga buka posko DVI. Kalau ada korban kita terima untuk proses identifikasi. Tadi pagi, sudah berangkat tim gabungan dengan anggota TNI dan Brimob di atas kapal KPLP. Sebagian anggota Polair menggunakan kapal Galang, lalu anggota Pol Udara bergabung dengan kapal Pemda Lingga. Kami tadi gunakan kapal carter," tuturnya.
Menurutnya, saat kejadian ada lima nelayan di TKP, dengan jarak lima mil di belakang kapal mereka.
"Mereka lihat pesawat itu melayang-layang dari atas, dengan kondisi mesin mati hidup. Moncong pesawat itu mengarah ke air," ujarnya.