TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kawasan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kelapa Lima Kupang, Kamis (8/12/2016), terlihat lain dari biasanya.
Cuaca panas yang membakar kulit tidak menyurutkan semangat para murid, guru dan undangan lainnya.
Mereka membaur dengan tim dari PT Frisian Flag Indonesia (FFI) yang memproduksi susu khusus untuk anak-anak dan keluarga.
Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia sejak 1922.
Selama lebih dari 94 tahun di Indonesia, Frisian Flag terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih potensi tertinggi mereka melalui produk kaya gizi.
Sejak tahun 2013 FFI bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melaksanakan program Gerakan Nusantara (MiNUm Susu TiAp Hari UNTuk Anak CeRdas Aktif IndonesiA).
FFI memperluas jangkauan program ke wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdalam). Di Provinsi NTT ada dua kabupaten yang menjadi sasaran program sebagai pilot project yakni Kota Kupang dan Manggarai Barat.
Di Kota Kupang, SDN Kelapa Lima menjadi tuan rumah.
Pada momen istimewa kemarin, Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya hadir karena impiannya sejak tahun 2014 terwujud.
"Saya sebenarnya ada agenda lain. Tapi saya disposisi pejabat lain dan memilih hadir di kegiatan FFI ini. Sejak saya dilantik untuk periode kedua, saya bicarakan soal gizi anak-anak. Saya datangi perusahaan FFI tahun 2014 termasuk perusahaan Nestle. Saya bilang, tolong datang bantu gizi anak-anak NTT. Makanya saya berterima kasih kepada FFI karena impian saya itu terjawab," ujar Frans Lebu Raya disambut aplaus undangan.
Menurut Frans, bantuan FFI sangat berguna bagi generasi masa depan Flobamora. Gubernur memohon agar program ini berkelanjutan dan bisa menjangkau daerah lainnya di NTT.
"NTT ini terdiri dari 1.192 pulau dan 44 pulau sudah dihuni. Makanya kita sangat mengharapkan bantuan seperti ini terus dilanjutkan. Kalau ada yang lain mau datang bantu anak-anak NTT, kami dengan senang hati menerima. Saya minta ibu-ibu hamil konsumsi makanan bergizi. Memang tidak hanya produk susu saja tetapi makanan lokal yang ada, kalau dikemas dengan baik pasti memiliki kandungan gizi untuk pertumbuhan anak balita. Para guru dan kepala sekolah, mari kita dukung program ini untuk masa depan anak-anak kita," pinta gubernur.
Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F Saputro, mengatakan kegiatan ini adalah program berkelanjutan dari FFI sejak 2013 yang bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan dan gizi pada anak sekolah.
FFI juga aktif mengukur dampak intervensi program Gerakan Nusantara dengan melakukan studi KAP (Knowledge, Attitude, Practice).
Hasil Studi Pengukuran Awal (baseline) KAP di NTT menunjukkan adanya peluang untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat siswa sekolah dasar.
Selain di NTT, jelas Andrew, studi KAP 2016 juga dilaksanakan di lima provinsi lainnya yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, DIY dan Kalimantan Barat dengan total responden 2.700 siswa.
Secara keseluruhan, dari hasil pengukuran awal terlihat kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku gizi seimbang dan hidup sehat pada siswa sekolah dasar.
"PT Frisian Flag Indonesia tahun ini menjangkau Nusa Tenggara Timur melalui program Gerakan Nusantara," ujarnya.
Di NTT, studi KAP melibatkan 645 orang responden di 10 SD di Kota Kupang dan Manggarai Barat.
Secara umum, pengetahuan gizi responden di NTT belum memadai, khususnya pengetahuan mengenai gizi seimbang.
Meski demikian, para siswa responden cukup paham mengenai kebutuhan sarapan dan minum susu secara teratur.
Hasil studi pada SIKAP siswa responden di NTT menunjukkan adanya peluang untuk peningkatan. Para siswa masih butuh dorongan untuk membatasi konsumsi lemak serta pentingnya mengonsumsi sayur.
Para siswa responden sudah memiliki sikap positif terkait pentingnya sarapan dan memastikan jajanannya sehat.
"Peluang peningkatan juga terlihat pada hasil studi mengenai perilaku hidup sehat siswa. Responden di NTT memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan daerah lain, namun mereka masih membutuhkan dorongan untuk mengubah perilakunya terkait kebiasaan berolahraga serta mengonsumsi buah dan sayur. Di sisi lain, hasil Studi KAP di NTT menunjukkan perilaku para siswa terhadap sarapan sebelum ke sekolah sudah terbentuk. Demikian juga kebiasaan minum susu secara rutin," puji Andrew.
Staf Ahli Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, Dr. James Modouw, M.MT mengatakan, Gerakan Nusantara dilaksanakan melalui sinergi dengan Program Gizi Anak Sekolah (Progas) dari Kemendikbud.
Dia menyatakan, Progas bersinergi dengan Gerakan Nusantara yang diprakarsai oleh Frisian Flag Indonesia. Keduanya punya tujuan yang sama.
"Kami menyambut baik Gerakan Nusantara yang telah menjangkau wilayah 3T. Semoga kemitraan strategis ini lebih solid dan mampu melanjutkan upaya pembentukan generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan aktif," kata James.
"Di NTT juga diluncurkan program gizi anak sekolah setelah melalui identifikasi peta kerawanan. Kabupaten sasaran di NTT sementara ini di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Belu. Cakupan sasaran di 142 sekolah dasar dengan total siswa 36.000. Tahun 2017 kita akan lanjutkan ke empat provinsi lainnya dengan jumlah sebaran 100.00 anak di 500 SD dengan total pelayanan 120 hari diberikan makanan tambahan buat anak-anak," kata James. (fredi hayong)