TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Penikaman tujuh murid sekolah dasar di Sabu Barat, Kupang, Nusa Tenggara Timur, memancing murka netizen.
Adapun penikaman secara membabi buta itu terjadi kepada murid kelas 5 dan 6 SD Negeri Sabu Barat di sekolahnya, Selasa (13/12/2016) pagi.
Kemarahan netizen mengharu biru linimasa di jejaring sosial Twitter, menanggapi peristiwa berdarah tersebut.
Rata-rata dari netizen mengutuk aksi kejam tersebut seraya mempertanyakan rasa kemanusiaan dari para pelaku.
"Ya Tuhan, Kupang kenapa...? T___T," kicau salah seorang netizen dengan akun @midorimay.
Sementara, netizen dengan akun @Lizpurple bercuit, "Berat skali tema2 berita ni hari eh. Ada apa dengan kemanusiaan kang."
Ada pula netizen @PrinceStrigoli yang terpukul sembari berkicau, "Astaga, kenapa harus anak-anak?"
Tak hanya itu, sebagai ekspresi kesedihan dan kemarahan, netizen menggalang tagar #PrayForSabu yang langsung masif di linimasa Twitter.
Massa murka
Akibat penikaman membabi buta itu, ribuan massa keluar dari rumah mencari tersangka pelaku.
Aparat Polsek Sabu Barat di Seba sedang berusaha menenangkan massa yang mulai bergerak ke pelabuhan ferry, mencari pelaku.
"Benar Pak, ada penikaman. Kami masih sibuk menenangkan massa. Nanti kontak saja Kapolsek Sabu atau Kapolres Kupang di Babau," jelas salah satu anggota Polsek Sabu, menolak namanya dikorankan.
Ia menjelaskan salah satu korban adalah anak dari Pendeta Ny. Ati Djawa Gigi dan satunya lagi anak dari mantan wartawan Andro Riwu Rohi.
"Korban dilarikan ke Puskesmas Seba dan RSUD Sabu di Menia," katanya. Ia belum bisa merinci nama-nama korban sebab masih simpang siur data korban yang diperoleh."
Pelaku ditangkap
Seorang pria yang belum diketahui identitasnya secara brutal menyerang dan menyadera tujuh orang anak SD Negeri 1 Seba Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (13/12/2016) pagi.
Pelaku diketahui masuk ke dalam sekolah dan menyerang secara membabi buta dengan menggunakan sebilah pisau.
Pelaku kemudian menikam tujuh orang murid SD.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Ajun Komisaris Besar Polisi Jules Abraham Abast mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 9.00 Wita.
"Ada tujuh siswa yang saat ini dirawat di puskesmas dan tidak ada yang meninggal. Para korban anak-anak SD ini hanya menderita luka tikam di leher, kaki, dan tangan," kata Jules, Selasa (13/12/2016).
Pelaku sudah ditangkap dan diamankan di kantor Polsek Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua.
Pelaku diduga mengalami stres.
"Kita imbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan anarkis. Percayakan kepada anggota polisi untuk melakukan proses sesuai hukum yang berlaku," kata Jules.
Saat polisi di Sabu Raijua masih mengumpulkan data tentang kejadian tersebut.
Ternyata tujuh korban
Sampai pukul 12.15 witeng, jumlah korban penikaman oleh pria tidak di kenal di SD Negeri Sabu Barat berjumlah 7 murid.
Demikian yang dijelaskan Kapolsek Sabu, Kompol Sikvenson Weo Mata, saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Selasa (13/12/2016) siang.
"Jumlah korban luka 7 murid, bukan delapan orang murid. Dan sampai sekarang belum ada korban yang meninggal dunia," tandas Kompol Mata.
Para korban, lanjutnya, umumnya menderita luka-luka di leher, dada dan tangan akibat ditikam dan disayat pakai benda tajam.
Ia menjelaskan masih sibuk menenangkan massa yang kini mengepung Markas Polsek Sabu di Seba.
Ia merincikan nama-nama korban penikaman dan sayatan benda tajam. Juniarto Ananda Apri Dimu (11), luka robek pada pipi dan lengan kanan dalam serta luka robek di telinga bagian kanan; Naomi Oktoviani Pawali (10), luka pada leher dan bibir depan; Maria Katarina Yeni (8) luka pada leher dan luka robek pada jari telunjuk dan jari tengah; Gladis Riwu Rohi (11) luka robek di leher dan jari.
Berikutnya, Dian Suryani Koreh (11) luka robek di leher; Alberto Tamelan (10) luka robek di leher dan Adi Miha Djami (11) luka robek di leher.