News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sibuk Mengisi Dapur Magma, Gunung Merapi Sudah 6 Tahun Tak Erupsi

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bunga Edelweiss

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Erupsi gunung api Merapi di Tahun 2010 disebut sebagai ledakan terdasyat Merapi dalan kurun 100 tahun terakhir.

Muntahan magma dalam jumlah yang banyak membuat kondisi Merapi anteng karena sibuk "memasak" isi perut bumi.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani mengatakan, usai erupsi besar, sebuah gunung berapi akan memproduksi magma untuk memenuhi "isi perut" yang kosong.

Tahun 2010 erupsinya besar, maka pengisian magma akan lebih lama dari biasanya.

"Siklusnya Merapi itu biasanya 4-5 tahun, tapi karena perangainya di tahun 2010 berbeda dan lebih besar dan sudah enam tahun tidak ada tanda-tanda signifikan, jadi Merapi masih sibuk mengisi dapur magma," ujar Kasbani pada Rabu (14/12/2016).

Ia menjelaskan, erupsi di tahun 2010 telah mengubah permukaan kawah gunung api Merapi sehingga bisa jadi perangainya akan berbeda.

Saat ini, Merapi terdeteksi aktif melakukan kegiatan vulkanik semisal gempa vulkanik, namun tidak signifikan.

"Masih keadaan normal, namun kalau sudah mulai agak cepat pergerakkannya, maka harus dilakukan evaluasi," jelasnya.

Melihat postur permukaan gunung Merapi yang berbeda jauh dari sebelum erupsi tahun 2010, maka PVMBG membuat peta kawasan bencana yang telah diperbaharui.

Pembaharuan ini dilakukan untuk mempermudah proses mitigasi bencana di Merapi.

Kasbani menyebut, peta kawasan bencana diperluas hingga 20 kilometer jauhnya.

Sedang berdasarkan data, material gunung api yang tersebar di beberapa sungai lereng gunung Merapi saat ini mencapai sekitar 20 juta meter kubik.

"Kalau lihat jumlahnya, ini sudah menurun ketimbang tahun 2010-2011, jadi bisa dibilang potensi banjir lahar dingin juga menurun," ungkapnya.

Untuk meminimalisir dampak kerugian bencana dan percepatan mitigasi bencana, pengamatan gunungĀ  Merapi dilakukan secara komprehensif.

Hasilnya, gunung Merapi merupakan gunung api yang memilikiĀ  alat monitoring terlengkap di Indonesia dan diletakkan seluruh sudut gunung api.

"Semua titik diawasi, termasuk mengamati denyut nadi gunung Merapi. Pengamatan ini paling komplit melihat keaktifannya selama ini," tutur Kasbani. (tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini