TRIBUNNEWS.COM, MUARABULIAN - Waterboom yang menjadi ikon wisata di Muara Bulian, Batanghari, Provinsi Jambi terbengkalai.
Ironisnya, bangunan tidak terpakai eks waterboom tersebut ditengarai disalahgunakan untuk tempat mesum.
Padahal bangunan yang 'menelan' APBD senilai Rp 24 miliar ini tadinya sangat diharapkan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peresmian Waterboom Muara Bulian (www.batangharikab.go.id)
"Sudah tidak dipakai sejak lama bangunan itu, padahal seharusnya bisa mendatangkan pemasukan daerah," kata Aan, warga Muara Bulian, Rabu (14/12/2016).
Kondisi bangunan yang terbengkalai ini dimanfaatkan beberapa remaja untuk tempat nongkrong.
"Banyak anak muda nongkrong di sana. Lokasinya gelap karena tidak ada penerangan, kerapkali disalahgunakan oleh sejumlah anak muda berpasang-pasangan," imbuhnya.
Pantauan Tribun di lokasi, sarana prasarana banyak yang mengalami kerusakan bahkan ada yang hilang.
Disini juga ditemukan bungkusan alat kontrasepsi serta puluhan bungkusan obat-obatan yang diduga dipergunakan remaja untuk mabuk.
Dikonfirmasi terpisah Kasat Pol PP Batanghari Ahmad Haryono menegaskan, Patroli gabungan malam terus dilakukan dan area Waterboom juga menjadi prioritas.
"Iya seperti Waterboom, Kompleks BBC, Hutan Kota itu tidak luput dari pantauan kita. Namun mungkin mereka sudah siap, nampak kita mereka langsung kabur, kita saat ini masih terkendala personel untuk pengamanan lebih ekstra lagi," ucapnya.
Eks waterboom ini juga masuk dalam aset Pemkab Batanghari yang menjadi temuan BPK, dan ditindaklanjuti tim penertiban aset untuk pemanfaatannya ke depan.
Mengutip situ resmi kabupaten Batanghari, Water Boom Batang Hari memiliki luas bangunan + 1,5 ha berdiri diareal tanah selaus + 2,5 Ha, dilengkapi oleh kolam dewasa ukuran 25 x 30 m, Kolam anak-anak ukuran 17,5 M x 25 M.
Ada juga Slide Tower Dewasa, Jamur, Slide tower anak, Aqua Bucket dan Slide Tower Dewasa, Parkir motor dan parkir mobil pengunjung.
Restoran seluas 132 m persegi, Party 12 m persegi, dapur 7 m persegi, ruang staf pengelola 28 m persegi, Mushola 36 m persegi, tempat wudhu dan WC 22 m persegi, Ruang Tiketing 20 m persegi, Ruang Staf tiketing 15 m persegi, Gudang alat 11,5 m persegi, Lavatory pria dan wanita beserta loker 75,2 m persegi, gudang kebersihan 6 m persegi, genset 24 m persegi dan Pos Security 2 m persegi.
Anggaran Sempat Dicoret
Dari data Tribun Jambi edisi Desember 2011, dewan sebelumnya sempat berencana mencoret anggaran Rp 24 miliar untuk water boom park itu.
Dewan menilai pembangunannya belum masuk skala prioritas, dan masih ada yang lain lebih penting dibandingkan water boom park.
Namun Pemda melalui tim anggaran pemerintah daerah menginginkan pembangunan water boom park dilaksanakan tahun depan (2012).
Pemerintah berasalan bahwa pembangunan water boom park adalah aspirasi masyarakat dan merupakan satu di antara visi dan misi pasangan Abdul Fattah-Sinwan selaku bupati saat itu.
M Amin MA, anggota badan anggaran DPRD Batanghari saat itu, tak menampik terjadinya perdebatan panjang soal rencanan pembangunan water boom park.
"Rencana water boom itu yang paling lama dibahas, dan menjadi sorotan di banggar serta komisi-komisi,” ucap Amin kepada Tribun.
Dia mengatakan, setelah melalui proses panjang itu, dewan akhirnya memberikan persetujuan untuk menganggarkan dana pembangunannya.
Namun syaratnya pemda harus membuat studi kelayakan dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Paling lambat tiga bulan setelah disahkan.
Pembangunan water boom mendapat dukungan dari sejumlah elemen kepemudaan.
Sebelum tercapai kata sepakat untuk menganggarkan pembangunannya, organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan mendatangi DPRD Batanghari, dan meminta dewan merealisasikan water boom park.
"Kami dari elemen kepemudaan menginginkan water boom itu dibangun, sebab itu bukan hanya soal wahana wisatanya, tapi bisa menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Batanghari. Kami dari organisasi kepemudaan di Batanghari sepakat mendukungnya,” ucap Zamhariro, Ketua KNPI Batanghari.
Adanya usulan dan masukan dari masyarakat yang disampaikan organisasi kepemudaan itu dibenarkan M Amin.
Dia mengatakan pembangunan water boom tersebut memang mendapat dukungan dari sebagian masyarakat batanghari.
"Sebagian besar masyarakat memang menginginkannya. Kami melakukan pembahasan dan perdebatan bukan karena menolaknya, tapi karena kami fokus pada skala prioritas,” ucap politisi PKS itu.
Wakil Ketua DPRD Batanghari, Yunninta Asmara, juga mengatakan dewan akan mendukung program- program yang disampaikan Pemerintah Daerah Batanghari.
Kami di dewan tidak bermaksud untuk tidak mendukung program bupati dan wakil bupati. Program yang disampaikan bupati sudah disetujui dewan dan akan diparipurnakan besok (hari ini),” kata Yunninta Asmara, Kamis (1/12/2011).
(Tribun Jambi/Suci/Suang)