TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Warga Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura, digegerkan dengan carok yang melibatkan 5 orang warga.
Dua di antara mereka tewas akibat sabetan senjata tajam jenis celurit dan parang, Jumat (23/12/2016).
Peristiwa mengerikan itu terjadi ketika empat pemuda asal Desa Angkatan, yakni Tawi, Musahnan, Sulaiman dan Fendiyanto mendatangi Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, sedang mencari-cari pemuda yang tidak dikenal warga setempat.
Kedatangan mereka kemudian ditemui warga bernama Jufri didampingi anggota Koramil Arjasa, Kangean, dan langsung menanyakan maksud kedatangan mereke ke desanya dan Jufri mengatakan, nama warga yang mereka cari tidak dikenal oleh warga setempat.
Namun upaya Jufri dan salah seorang anggota Koramil Kangean untuk menenangkan mereka agar tidak berbuat anarkhis di desanya, justru mendapat perlakuan sebaliknya.
Informasi yang dihimpun SURYA.co.id, empat warga itu malah berusaha melukai Jufri dan anggota Koramil menyerang mereka berdua dengan senjata tajam.
Kontan saja keduanya terus menghindar dari serangan empat warga tersebut. Bahkan keduanya berhasil mengamankan senjata tajam milik Tawil salah satu dari mereka dan Tawil melarikan diri.
Lalu Jufri dan salah anggota koramil lalu kembali ke rumahnya sedang barang bukti celurit diserahkan ke petugas koramil.
Namun sewaktu perjalanan pulang, Jufri yang sedang sendirian dihadang oleh Fendiyanto dan Sulaiman di Depan Masjid, Dusun Beringin, Desa Duko, dan tanpa babibu langsung menyerang Jufri dengan celurit.
Beberapa kali sabetan celurit Fendiyanto berhasil ditepis, namun satu sabetan celurit mengenai pahanya, sewaktu Jufri hendak melompat dari serangan Fendiyanto. Melihat Jufri terluka, Fendiyanto melarikan diri, sedang Jufri langsung dilarikan ke Puskesmas Arjasa.
Namun naas, sewaktu kedua hendak lari, Fendiyanto dan Sulaiman dihadang oleh puluhan warga sekitar. Dan tanpa diketahui siapa pelakunya, keduanya yakni Fendiyanto dan Sulaiman ditemukan tertelungkup di pinggir jalan desa setempat bersimbah darah.
Petugas kepolisian dan beberapa anggota Koramil Kangean tiba ke lokasi kejadin beberapa menit kemudian. Lalu tubuh keduanya dilarikan ke puskesmas setempat.
"Pada saat ditolong, Fendiyanto masih bernyawa. Namun setelah nyawanya akhirnya tak tertolong, ia akhirnya meninggal dunia," ujar AKP Hasanuddin, Kasubbag Humas Polres Sumenep, Jumat malam (23/12/2016).
Kini beberapa pemuda lainnya yang bersama dengan korban membuat onar di Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, berhasil dibekuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami juga berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat agar tidak terulang kembali," pungkas Hasanuddin. (Moh Rivai)