Laporan Wartawan Tribun Manado, David Manewus
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Utara (Sulut) Bambang Waskito tampak larut dalam doa bersama ribuan umat Katolik Paroki Hati Tersuci Maria (HTM) Katedral Manado, Sabtu (24/12).
Mulai dari tanda salib pembuka misa sampai tanda salib penutup misa, Bambang bersama istri, mertua dan ketiga anaknya tampak kusyuk berdoa.
Ia bahkan beberapa kali menoleh paduan suara di bagian sebelah kiri dan tampak menikmati alunan lagu misa yang dibawakan Paduan Suara Katedral.
Datang sebelum pukul 21.00, Bambang mengikuti semua liturgi misa Vigili Natal itu.
Ia dan keluarga menerima Sakramen Maha Kudus (hosti) dari seorang biarawati (suster) di sebelah uskup yang juga berdiri membagi hosti.
Bambang tampak juga kusyuk berdoa baik sebelum dan sesudah menerima komuni.
"Saya membutuhkan topangan doa," katanya saat sambutan di bagian pengumuman.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu meminta doa agar bisa menjadi pengayom masyarakat.
Ia berharap perayaan Natal dan Tahun Baru di Sulut berjalan aman dan lancar.
Untuk Natal pertama di Manado ini, ia mengaku membawa ketiga anaknya.
Ketika misa usai, Bambang dan istri disalami ratusan umat Katolik HTM Katedral Manado.
Mereka tampak tersenyum semringah mendapatkan ucapan Natal itu.
Saat berkotbah, uskup Manado Mgr Josef Suwatan MSC mengingatkan kembali soal nubuat Nabi Yesaya.
Umat Israel yang mendambakan keselamatan katanya akan mendapatkan Terang.
"Terang itu lahir dari seorang perawan. Ia benar-benar datang dalam kesederhanan kandang. Secara fakta (Kitab Suci) ia ditempatkan dalam palungan yang memang menjadi tempat makan hewan. Yang punya akses menjumpai pertama kali ialah para gembala, orang-orang sederhana," katanya.
Ia ingin cerita Natal yang sudah dihafal itu benar-benar didalami.
Semua harus ingat bahwa Natal itu sederhana dan sebenarnya berada dalam kesunyian malam.
Mengenai masalah-masalah sosial seperti narkoba, dan korupsi, ia mengatakan umat katolik harus merasa ikut bertanggungjawab.
Mereka harus menjadi penyelamat.
"Kita bersyukur karena semua perayaan Natal aman karena dijaga. Semoga juga suatu saat nanti kita merasa aman karena sudah tidak dijaga," katanya.
Suwatan juga dalam khotbah mengaku diminta dukungan doa untuk kegiatan wisata di Sulawesi Utara (Sulut).
Ia mengusulkan para turis bukan hanya disajikan gemerlap luaran saja.
"Semoga mereka bisa mengikuti ibadah, festival rohani, dan ziarah. Itu agar mereka lebih sungguh memahami lebih dalam dari sekadar keramaian," katanya.
Ia lalu mengingat kata almarhum Pastor Jan Van Passen. Pater Jan tidak ingin dirinya (uskup) berkhotbah soal Resquicat In Pace (Beristirahat Dalam Damai) saat Pater Jan meninggal.
"Ia ingin saya berkhotbah soal Ad Vitam Aeternam (Menuju Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal), sila kedua belas dari Credo kita. Itulah yang kita cari dari penghayatan liturgis dan penghayatan kehidupan dalam hari raya seperti ini," katanya. (*)