Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pendataan manifes penumpang kapal wisata KM Zahro Express disebut-sebut menyalahi prosedur.
Sebab tercatat 100 orang dalam manifes kapal tujuan Pulau Tidung.
Namun faktanya total penumpang mencapai 238 orang dan nahas kapal itu pun terbakar ketika dalam perjalanan ke Pulau Tidung.
Setidaknya 23 penumpang dilaporkan tewas dalam kejadian itu.
Satu di antaranya Masduki Mangkudisaatra (75), warga Kota Bandung yang meninggal akibat tenggelam.
Masduki naik kapal tersebut bersama istri, seorang menantu, seorang anak, dan tiga cucu.
Mereka, yaitu Otih Sugiarti (istri), Irna Winartin (anak), Zainal Arifin (menantu), Dinandra Arsry (cucu), Kiflano Hazman (cucu), dan Hasbi Adelio Ramadan (cucu).
Konon Masduki dan keluarganya membeli tiket kapal tidak di pelabuhan Muara Angke.
Berdasarkan penuturan anak ketiga Masduki, Irfan Hadisiswanto (46), ketujuh keluarganya itu memesan tiket wisata melalui layanan daring.
"Orangtua saya rencananya Senin jam 06.00 akan berangkat ke Pulau Tidung, saya tidak hapal kronologisnya, tapi kata kakak saya, tiketnya dipesan dari website, saya lupa namanya," kata Irfan usai memakamkan Masduki di TPU Cikutra, Senin (2/1/2017).
Irfan menceritakan, Masduki dan Otih berangkat dari Kota Bandung pada 30 Desember 2016.
Mereka dijemput Zainal yang kebetulan bekerja diĀ Jakarta.
Keduanya menginap di kediaman Zainal sampai 31 Desember 2016.
"Sekitar pukul 09.00 WIB saya dapat kabar musibah itu dari kakak yang selamat. Langsung saya datang ke Jakarta," kata Irfan.
Irfan menyebut, ayahnya merupakan korban yang paling cepat ditemukan tim penyelamat.
Namun, ayahnya ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Jasad ayahnya dievakuasi ke RSCM sebelum dipulangkan ke Kota Bandung.
"Diotopsi cuman luar saja. Alhamdulillah bisa cepat dipulangkan," kata Irfan. (cis)