Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - M Djohan Arifin (38) yang meninggal dan jazadnya ditemukan mengapung di sungai Kalimas dekat Taman Prestasi Surabaya, ternyata habis menenggak minum-minuman keras (miras) dan terlibat keributan di sebuah cafe di Jl Kayon Surabaya pada malam pergantian tahun baru, Sabtu (31/12/2016).
Ini terungkap setelah Polsek Genteng dan Satreskrim Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP dan prarekontuksi di cafe Jl Kayon, Senin (2/1/2017).
Dalam rekontruksi itu, polisi menghadirkan Taufik Diki (21) yang merupakan adik ipar korban.
Diki mengaku, dirinya bersama dua temannya mengantarkan korban ke cafe, Minggu (1/1/2017) sekitar pukul 00.30 dini hari.
Korban memesan empat botol miras. Setelah itu, korban menuju ke depan panggung live musik dan berjoget.
Disinyalir, saat itu timbul kesalahpaman dengan pengunjung lainnya. Sehingga membuat korban bersama orang tidak dikenal ribut.
"Saya tahunya saat di depan panggung, kakak saya merangkul orang yang tidak dikenal dan keluar cafe," kata Diki, Senin (2/1/2017).
Diki mengaku mengikuti korban saat keluar bersama seorang yang dirangkul di depan panggung live.
Setelah di depan cafe, korban terlibat keributan dan perkelahian. Korban sempat meminta adik iparnya itu pulang.
"Saya lari dan menuju ke dua teman yang berada di parkiran dan meninggalkan kakak di tempat itu (cafe)," tutur Diki.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga menuturkan, dari hasil pemeriksaan terdapat luka lebam di mata sebelah kiri. Yang paling menonjol luka lebam di bibir korban.
"Kami masih mengumpulkan hasil dari keterangan para saksi-saksi," kata Shinto.
Hasil olah TKP sementara diketahui, disinyalir korban terlibat keributan di cefe dengan orang yang tidak dikenal.
Saat itu, korban sedang mabuk akibat pengaruh alkohol terlibat perkelahian dan akhirnya terjebur ke sungai. Maklum, jarak cafe dengan sungai Kalimas hanya sekitar 2 meter. fat