TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Beragam cara dilakukan masyarakat guna mengisi hari liburnya.
Tak terkecuali menyambangi tempat wisata, seolah sudah menjadi ritual wajib bagi beberapa orang mengisi liburnya.
Namun bagi warga Desa Biih Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar Kalsel, mereka malah memiliki cara sendiri guna mengisi momen menyambut awal tahun 2017 tersebut.
Yakni lewat menggelar beragam lomba, alhasil acara itu pun cukup disambut antusias warga Biih dan bahkan warga desa tetangga, Minggu (1/1/2017).
Satu diantaranya rangkaian acara yang tak malah menarik menyedot perhatian warga siang itu yakni lomba balogo.
Suatu Permainan tradisional Banjar yang keberadaannya hampir sudah punah seiring pesatnya perkembangan teknologi.
Kendati demikian, lomba balogo yang digelar di Desa Biih malah menarik keikutsertaan banyak pemain bahkan dari seluruh kalangan usia sekalipun.
Lengkap membawa sebilah dan sebiji logonya. Hanya pada lomba itu, peserta tidak diperbolehkan menggunakan logo (benda dari tempurung kelapa, baca) tersebut.
Melainkan mereka hanya diperkenankan menggunakan logo yang sudah disediakan panitia.
Tak pelak, hal itu sempat membuat pembakal (kepala desa, baca) Sungai Besar Kecamatan Karang Intan, Mudani (41) sedikit kecewa. Menyusul logo yang sudah dibawanya tidak bisa dimainkan.
"Ya, tadi padahal sudah bawa logo andalan yang diberi orang Tanah Bumbu. Tapi ternyata malah tidak diperbolehkan, " imbuhnya.
Sementara Pembakal Desa Biih, Abdul Malik mengatakan dilaksanakannya rentetan acara lomba itu, dalam rangka memperingati hari jadi Desa Biih ke 42.
Mengisinya dengan menggelar hiburan rakyat, diantaranya lomba balogo. Hal itu bertujuan selain merangkul guna masyarakat, juga melestarikan permainan tradisional Banjar.
" Rentetan acara sebetulnya sudah digelar sejak Sabtu kemarin hingga berlanjut hari ini. Tujuannya, agar warga pun tidak perlu pergi meninggalkan desa menyambut perayaan tahun baru, " terangnya.(Banjarmasin Post/Abdul Ghanie))
>