Laporan Wartawan Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYAKARTA - Sayap jembatan di Jalan Tunjung, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, retak setinggi lima meter dan lebar kurang dari tiga sentimeter.
Keretakan di badan jembatan diduga faktor usia dan banyaknya kendaraan roda empat yang kerap parkir di atasnya, sehingga menambah beban.
Sejumlah warga setempat berharap keretakan tersebut segera ditangani karena jembatan di Jalan Tanjung merupakan jalur alternatif.
"Keretakan jembatan ini sudah terjadi selama setahun terakhir. Keretakan berawal dari sedikit demi sedikit, hingga akhirnya semakin memanjang ke bawah,” ujar Rasiwan, warga RW 6, Kelurahan Baciro, Gondokusuman, sambil menunjukkan retakan, Jumat (6/1/2016).
Jembatan sepanjang kurang lebih 20 meter ini setiap harinya menjadi akses untuk menuju Stadion Mandala Krida dan jalur alternatif menuju Balai Kota.
"Bahkan, pegangan jembatan juga ikut bergeser dengan adanya keretakan ini,” kata Rasiwan yang juga anggota SAR Gondokusuman ini.
Pihaknya sudah melaporkan persoalan ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, dengan harapan ada penanganan segera dari pemerintah.
Ia berharap penangan lebih cepat menunda keretakan tidak melebar sampai badan jembatan yang dapat membahayakan para pengguna jalan.
Jembatan ini dibangun pada 1986. Sebenarnya, mobil dilarang parkir di badan jembatan karena dapat membuat konstruksi menjadi tidak berfungsi baik.
“Banyak yang parkir di jembatan karena punya mobil tapi tidak punya garasi. Sudah dilarang dan diingatkan namun perilaku masyarakat berbeda-beda,” ulas dia.
Talud Retak
Tak hanya konstuksi jembatan yang retak, talud di bawah jembatan yang dilewati aliran Sungai Manunggal ini juga mengalami keretakan.
Hal ini pun jika dibiarkan akan mengancam bangunan masjid yang berada di atasnya.
“Talud juga mengalami keretakan. Kami harap segera ada perbaikan ke depannya agar tetap bisa berfungsi maksimal jika ada banjir,” sambung Rasiwan.