News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ingat Tragedi Pesawat Nyemplung di Laut Tahun 2013? Buwas Beberkan Fakta Mengejutkan

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar pesawat Lion Air yang dikabarkan jatuh di Bali, Boeing 737-900 ER

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, Komjen Pol Budi Waseso melontarkan hal yang mengejutkan dari kasus pesawat Lion Air yang nyemplung pada April 2013 lalu di sebelah barat Runway Bandara Ngurah Rai, Tuban, Bali.

Dalam pidatonya di depan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika dan di depan Pecalang yang hadir dalam pengukuhan pecalang Bali menjadi relawan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Provinsi Bali, ia mengatakan bahwa pilot dari pesawat Lion yang nyemplung di laut Bali diduga berhalusinasi dan terindikasi positif narkoba.

“Pilot yang membawa pesawat dan mendarat di laut Bali terindikasi positif narkoba pak (Gubernur Pastika). Ia berhalusinasi, dikiranya landasan di Bali luas sekali, pesawatnya diturunkan dan ternyata lautan,” jelas Jenderal Bintang Tiga yang membuat awak media terkejut mendengar hal tersebut, di Gedung Wiswa Sabha Utama, Denpasar, Kamis (12/1/2017).

Ketika dikonfirmasi terkait dengan pilot Lion Air tersebut, pria yang akrab dipanggil Buwas ini mengatakan bahwa pilot tersebut memang terindikasi positif narkoba ketika mendaratkan pesawat di laut Bali.

“Ya terindikasi positif (narkoba) karena tiap accident pesawat, kita (BNN) lengkap periksa, urin, darah, rambut pilot. Karena sebagian besar kecelakaan pesawat baik tergelincir dan yang lain, pilotnya terindikasi positif (narkoba),” jelasnya.

Sementara itu, ketika berusaha dikonfirmasi Tribunnews, Kamis (12/1) malam, terkait pernyataan Kepala BNN tersebut, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait dan Manajer Humas Lion Air Andy M Saladin belum memberi tanggapan.

Semula Tribunnews mengontak nomor seluler Edward Sirait dan Andy. Namun, keduanya tidak kunjung mengangkat telepon seluler mereka.

Upaya lain dengan mengirim pertanyaan melalui Whatsapp pun tidak berbalas.(*)

Kronologis Kecelakaan Pesawat Lion Air di Bali, April 2013

EE Mangindaan sebagai Menteri Perhubungan saat itu mengadakan konferensi pers terkait pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG, nomor penerbangan JT904 yang gagal mendapat di runway bandara, Senin (15/3/2013).

Mangindaan menjelaskan kronoligis pesawat Lion Air Boeing 737-800 NG, nomor penerbangan JT904, dengan rute Bandung - Denpasar yang mengalami kecelakaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, pada Sabtu (13/4/2013) pukul 15.00 Wita.

"Pukul 15.10 Wita, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT904 dengan rute Bandung - Denpasar, Boeing 737-800 NG dengan registrasi PK LKS mengalami kecelakaan di bandara dengan mendarat di laut," ujar EE Mangindaan.

Menurut Mangindaan, pesawat yang diawaki oleh pilot Mahlub Ghosali dan co-pilot Chirag Carla (warga negara India) membawa 108 orang terdiri dari tujuh awak pesawat dan 101 penumpang, yang terdiri dari 56 laki, 39 perempuan, lima anak-anak, dan satu bayi.

Dari seluruh penumpang terdapat warga negara asing, yaitu satu orang warga negara Prancis, satu warga negara Belgia, dan dua warga negara Singapura.

"Kronologis berdasarkan lapangan yang saya terima Dirjen Perhubungan Darat dan KNKT yang terdiri dari enam orang ini," lanjut Mangindaan.

Pukul 15.08 Wita, petugas lalu lintas tower (Air Traffic Control - ATC) di Bandara I Gusti Ngurai Rai telah memerkenankan pesawat untuk mendarat. Artinya pendaratan clear to land.

Pukul 15.10 Wita, pesawat diketahui mendarat di laut, sebelah barat runway 09. Petugas ATC langsung menekan crash bell (tombol darurat), yang merupakan SOP di setiap bandara.

Pada saat yang sama ada pesawat Geruda Airlines (GA) 415 berada di holding position di runway.

Pilot GA ini memberikan informasi ke ATC karena ia melihat lengsung, pesawat tidak menuju landasan, atau tiba-tiba hilang, dan pesawat mendarat ke laut.

"Kalau pesawat Lion akan medarat, selanjutnya Garuda akan mendarat," tambah Mangindaan.

Pukul 15.10 Wita, setelah ditekan crash bell, maka petugas pemadam kebakaran, ATC, TNI AU, Polisi, rescue boat, Bazarnas, teknisi maskapai, dan lainnya segera menuju lokasi kejadian.

Saat itu cuaca di bandara dalam keadaan berawan (dengan awan comulus nimbus) dan hujan ringan di ujung runway 09.

Pukul 15.11 Wita, bantuan telah menuju lokasi. Di sini yang menarik adalah perhatian nelayan yang berada di sekitar memberikan pertolongan dan mengevakuasi penumpang.

Pukul 15.12 Wita, semua petugas melakukan evakuasi.

Pukul 15.55 Wita, semua penumpang dan awak pesawat berhasil dievakuasi untuk mendapatkan perawatan ke beberapa rumah sakit seperti RS Kasih Ibu, RS Sanglah, dan PMIC. Namun yang tidak terluka akan dirujuk ke resist center.

"Ketika kejadian itu, bandara closed mulai 15.10 - 17.00, tidak terlalu lama, setelah evakuasi dibuka," jelas Mangindaan.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini