News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembuat SKCK Palsu di Batam Dibekuk, Polisi Amankan Printer dan Surat SKCK Palsu

Penulis: Eko Setiawan
Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)

Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Tiga pelaku pembuatan dokumen palsu yakni Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) diringkus pihak kepolisian.

Ketiga orang itu diantaranya Dedi Surya Purnama, Suherman Sianturi yang diamankan dikawasan Vila Mukakuning Blok D no 1 dan kemudian Dedi Monalianto Saputra diamankan dikawasan Pancur. Mereka diamankan pada Kasim (5/1/2017) dan Kamis (12/1/2017)

Wakasat Reskrim Polresta Barelang AKP Herman Kelly saat ekspose di Polresta Barelang, Senin (16/1/2017) mengatakan, kasus ini terungkap awalnya ada salah satu pemohon yang hendak memperpanjang surat SKCK.

Namun surat yang diserahkan untuk perpanjangan tersebut merupakan surat palsu.

Polisi mengetahui kepalsuan surat tersebut dari tinta lambang polisi yang seharusnya menggunakan tinta emas dan terkesan timbul.

"Tetapi di SKCK Palsu ini tulisanya tidak timbul. Sekilas memang tidak jelas, kalau diperhatikan baru ketahuan kalau itu kertas palsu," sebutnya.

Kemudian semakin sepinya permintaan pembuatan SKCK di Polresta Barelang dan di Polsek yang ada di Batam menjadi salah satu acuan juga bagi petugas kepolisian untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut.

Ternyata benar, apa yang dicurigai oleh anggota polisi setelah diselidiki, polisi mendapatkan dua tempat pembuatan SKCK.

"Kemudian kita amankan mereka. Selain itu kita juga mengamankan empat unit mesin prin, kartu SKCK, kartu kesehatan, ijazah palsu dan foto kopi KTP milik pemohon," sambungnya.

Akibat perbuatan tersebut, pelaku dikenakan pasal 263 jo 264 KUHP terkait pemalsuan dokumen negara dengan ancaman hukuman 6 tahun tahun penjara. (Koe)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini