News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengagumkan, Seniman Gaek 77 Tahun Ini Mampu Mainkan Tiga Alat Musik Sekaligus

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SENIMAN GAEK - Amang Genggong saat tampil di cafe Omah Damar kompleks Kampung Kemasan Gresik, Sabtu malam.

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Pada usianya yang sudah menginjak 77 tahun, Amang Genggong masih aktif bermain musik.

Pria bernama asli Abdul Rachman Chadry tersebut masih kerap tampil di sejumlah acara dan di beberapa café di Kabupaten Gresik.

Tepuk tangan pengunjung kafe Omah Damar pecah mendengar lagu Never On Sanday mengalun dari harmonika yang dimainkan Amang Genggong.

Sejurus kemudian, pria tua yang tampil mengenakan batik warana coklat ini menjadi pusat sorotan kamera ponsel para pengunjung café di kawasan Kampung Kemasan Gresik, Sabtu (21/1/2017).

Malam itu, hanya beberapa lagu dibawakan Amang Genggong. Maklum, penampilannya ini juga hanya dadakan.

“Dan seperti biasa, lagu Never On Sunday selalu berhasil menarik perhatian banyak orang,” ujar Pak Amang, panggilan akrab seniman harmonika yang memiliki kemampuan unik tersebut.

Selain bisa membawakan lagu-lagu country, pria kelahiran 21 Juli 1940 ini juga piawai memainkan lagu-lagu Tiongkok, Jepang, Inggris dan berbagai lagu daerah Indonesia.

Berpuluh tahun menekuni dunia seni, Amang pun telah malang melintang di berbagai pentas Indonesia. Termasuk di Jakarta, Bali, Yogyakarta, Malang, dan berbagai daerah lain.

Yang paling dikenal orang dari seniman harmonica satu ini adalah keunikannya. Dia bukan hanya memainkan Harmonika, tapi dalam waktu bersamaan dirinya bisa memainkan tiga alat music sekaligus. Biasanya, Harmonika sebagai vocal dengan selingan bas dan rythm.

Caranya?

Harmonika dijepit dengan mulut kemudian ditiup dan dimainkan nadanya menggunakan lidah. Lantas, dua tangannya memainkan dua alat music berbeda.

“Kalau menggunakan ketipung, biasanya saya jepit pakai dua kaki kemudian tangan kanan kanan yang memainkannya. Sementara tangan kiri untuk tamborin atau ecek-eceknya,” urai pria yang tetap melajang hingga usia tuanya itu.

Semua itu, dipelajari sendiri oleh Amang. Dia tidak pernah ikut kursus atau les musik seperti para musisi jaman sekarang. Dan modalnya juga sederhana, hanya karena kecintaannya kepada musik, khususnya harmonika.

Abdul Rachman Chadry dikenal dengan sebutan Amang Genggong juga karena kepiawaiannya memainkan Genggong sejak masih muda.

Genggong adalah alat music tradisional yang terbuat dari kayu atau bambu dan pelepah enau yang cara membunyikannya juga ditiup seperti harmonika. Dari kegemarannya bermain Genggong itulah, dia kemudian mencintai harmonika.

“Saya masih ingat, tahun 1954 saya butuh waktu sekitar satu tahun untuk belajar sejumlah lagu menggunakan harmonika. Kemudian dua tahun berikutnya saya belajar bermain bas mengiringi harmonika, dan dua tahun lagi setelah itu saya belajar memainkan rithem. Terus belajar sendiri, sampai bisa beberapa hal,” kisah pria tamatan SMEA yang mahir berbahasa Inggris tersebut.

Dan sampai sekarang, semua kemampuannya tetap bertahan. Meski sudah berumur 77 tahun, Amang masih kerap tampil di berbagai acara. Seperti saat KH Ainun Nadjib atau Cak Nun bersama Kiai Kanjeng tampil di halaman DPRD Gresik beberapa waktu lalu, mengisi acara di Kodim Gresik, serta sejumlah kegiatan lain.

Demikian halnya kemamuan berbahasa Inggrisnya. Tercatat sudah sekitar 45 tahun hingga sekarang Amang Genggong menjadi pegajar di lembaga kursus Bahasa Inggris di dekat rumahnya di Jalan Ki Ageng Arem-arem di kawasan Kampung Kemasan, Kota Gresik.

Di sela kesibukannya menjadi pengajar Bahasa Inggris, Amang biasa berkeliling menggunakan sepeda pancal ke berbagai tempat di Gresik. Tentu, di manapun dirinya berada, harmonika selalu tersimpan di saku celana. Sewaktu-waktu diminta tampil, maestro Genggong ini pun langsung siap.

“Tapi sekarang sudah tua, napasnya sudah tida sekuat dulu. Paling-paling, tujuh atau delapan lagu sudah ngos-ngosan,” akunya.

Di usianya sekarang ini, yang kerap dipikirkan Amang adalah belum adanya orang yang bisa ditulari ilmu kesenian uniknya. Padahal, dia sangat berharap kemampuannya itu dapat ditularkan ke orang lain, supaya tidak hanya berhenti di dirinya saja.

Amang pernah punya enam murid, tapi dari jumlah itu hanya dua yang mampu menyerap ilmunya.

Itup un tidak seratus persen. Seorang murid bernama Andi, hanya mampu memainkan dua alat musik, harmonika dan rythm saja.

“Murid-murid saya yang banyak adalah pengamen. Tapi maksimal hanya bisa main dua alat musik, belum ada yang bisa main tiga alat musik sekaligus. Kebanyakan mereka sudah menyerah begitu merasa kesulitan saat belajar,” keluh Abdul Rachman Chadry. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini