Laporan Wartawan Banjarmasin Post, Rahmadhani
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Isak tangis keluarga Abdurrahman (15) pecah saat tiba di Kamar Mayat RSUD Ulin Banjarmasin, Jumat (20/1/2017) petang.
Bagaimana tidak, mereka harus melihat Rahman terbujur di kamar mayat dengan mulut berbusa.
Sebelumnya Rahman ditemukan tenggelam di antara tongkang yang sandar di Sungai Martapura tepatnya di Jalan Bahagia Teluk Tiram Ujung Banjarmasin Selatan.
Adalah Tini (32) yang paling sedih. Dia tak lain adalah ibu dari Rahman.
Air mata tak henti-hentinya keluar dari matanya. Wajar karena Rahman merupakan anak Tini satu-satunya.
Tini mengatakan, anak satu-satunya tersebut awalnya minta izin untuk memancing bersama lima orang rekannya.
"Sekitar pukul 14.00 tadi dia minta izin mau mancing katanya. Bareng lima orang temannya dia pergi," katanya.
Tini tak punya firasat apapun anaknya bakal tenggelam. Apalagi minta izin memancing sudah sering dilakukan dan Rahman diketahuinya bisa berenang.
"Sering saja dia minta izin buat mancing begitu. Dia juga bisa berenang," kata Tini.
Tak kalah sedih adalah Saniah, nenek Rahman. Padahal, kaya Saniah, Rahman baru sebulan ini pulang ke Banjarmasin karena sekolah pesantren di Madura.
"Makanya kenapa jadi begini," kata Saniah.
Sementara itu menurut keterangan sejumlah saksi, Rahman sendiri, diketahui saat itu sedang mencari besi potongan di Sungai Martapura.
"Dia sempat minjam jukung sama saya. Katanya ada yang dicari, infonya sih cari besi bekas," kata Salim, salah satu saksi mata.
Diketahui, Rahman sempat berenang bersama tiga orang rekannya tersebut.
Namun saat yang lain naik dari air, Rahman tak terlihat.
Rekanan emergency dan tim relawan Banjarmasin yang mendapat informasi tersebut langsung ikut membantu melakukan pencarian.
Pencarian yang dilakukan sekitar satu jam akhirnya berhasil. Menjelang magrib, jasad Rahman ditemukan di antara dua buah tongkang yang sedang sandar.
Kasus ini juga langsung ditangani Sat Pol Air Polresta Banjarmasin. (*)