TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Puluhan siswa asal Seraya Tengah dan Seraya Timur, Karangasem, Bali tetap melangkah menuju sekolah ketika hujan turun.
Mereka pun harus bertarung dengan maut saat melintasi aliran sungai yang meluap ke badan jalan akibat guyuran air hujan.
Pemandangan ini senantiasa terlihat di jalan raya Desa Seraya Tengah yang "dipotong" oleh aliran sungai.
Senin (23/1/2017), sejumlah siswa melintasi luapan air sungai saat pulang dari sekolah.
Siswa yang berjalan kaki melepas kaos kaki dan sepatu serta mengangkat celana agar tak basah.
Mereka melangkah dengan hati-hati dibantu warga, atau saling berpegangan sesama temannya agar tidak terpeleset.
Pandangan para siswa terus mengarah ke sungai dengan harapan tak terjadi sesuatu.
"Sudah biasa begini saat berangkat dan pulang sekolah. Kami takut juga," kata Suardana, siswa SMPN 3 Seraya Timur.
Siswa yang membawa sepeda motor bahkan harus lebih hati-hati dan waspada.
Mereka harus melaju melawan arus air yang cukup deras. Salah-salah motor bisa terpeleset, dan terseret arus hingga jatuh ke jurang di bibir jalan.
Seperti yang dialami guru SMPN 6 Amlapura Seraya Timur, I Ketut Merta (50), Senin (23/1/2017).
Merta yang mencoba melintasi aliran sungai, tiba-tiba motornya mati.
Ia kemudian mendorong kendaraannya.
Nahas, ia jatuh terpeleset lalu terseret bersama motornya ke jurang sedalam lima meter.