TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Setidaknya 500 guru tidak tetap (GTT) dan Pegawai tidak tetap (PTT) di Surabaya hingga kini tak terima gaji untuk masa tugas Januari 2017.
Hingga pertengahan Februari ini, mereka belum juga terima hak bulanan mereka.
Koordinator GTT/PTT Surabaya, Eko Mardiyanto menuturkan bahwa kondisi tersebut makin membuat para guru dan TU cemas.
"Ada yang sudah terima gaji tapi di bawah gaji lama," katanya, Senin (13/2/2017).
Namun ada pula yang sampai detik ini tidak ada kejelasan penerimaan gaji mereka.
Dari total GTT dan PTT jenjang SMA/SMK di Surabaya sebanyak 1.005 orang. Dari jumlah ini baru sekitar separo yang menerima gaji.
Honor bulanan yang mereka terima antara Rp 1,5 juta - Rp 2,4 juta. Itu pun mereka yang saat ini mengajar 24 jam seminggu. Sebelum ini, honor GTT dan PTT di Surabaya UMK Rp 3,2 juta.
Eko menuturkan bahwa kondisi ini membuat para guru dan pegawai TU tidak tetap itu cemas. Nilai gaji sebulan itu hanya cukup untuk transport dan sekedar beli pulsa.
"Para GTT dan PTT kalau boleh meminta, boleh pengelolaan diambil provinsi. Tapi penggajian ikut Kota Surabaya. Masak kami kalah sama tukang sapu (outsourching) yang bergaji UMK," tandas Eko.
Selain penerimaan gaji yang belum diterima, GTT dan PTT yang menerima gaji juga menerima baru minggu kemarin. Biasanya, gaji itu diterima di awal bulan berikutnya.