News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puluhan Ton Ikan di Waduk Jatiluhur Mendadak Mati, Diduga Ini Penyebabnya

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangkai ikan milik peternak ikan KJA Jatiluhur

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Diperkirakan puluhan ton ikan ternak di keramba jaring apung (KJA) Bendungan Ir H Juanda, Jatiluhur Purwakarta mati mendadak sejak pekan lalu. Mayoritas ikan yang mati jenis ikan mas.

Informasi yang dihimpun, fenomena ini kerap terjadi setiap tahun terutama saat curah hujan tinggi. Sejumlah peternak ikan KJA menyebut fenomena dengan istilah umbalan.

Seorang peternak ikan KJA, Adi Tarigan (43) menjelaskan, fenomena itu terjadi diduga terkait tingginya curah hujan yang tinggi sehingga sinar matahari yang masuk ke dasar kolam berkurang.

Dampaknya, air dari dasar waduk naik ke permukaan membawa endapan yang terdiri dari lumpur dan sisa-sisa pakan ikan.

"Ada virus yang dibawa hujan ditambah lagi ada endapan lumpur dan pakan menjadi racun dan membuat ikan kekurangan oksigen. Sehingga ikan mabuk dan mati massal," kata Adi melalui ponselnya, Senin (13/2).

Matinya ikan hampir merata di semua zona peternakkan ikan KJA. Namun, tidak semua peternak mengalaminya.

Menurutnya, itu karena sebaran virus belum merata ke seluruh danau. Para peternak terpaksa memanen ikan lebih awal supaya tidak terlalu merugi.

"Ketimbang rugi, mending panen lebih awal saja. Tapi yang rugi itu peternak ikan KJA yang baru menanam ikan atau yang berumur satu bulan, mereka memilih merelakan ikan-ikannya mati. Karena dijual pun tidak ada yang menampung," ujarnya yang juga pengurus Paguyuban Pembudidaya Ikan Keramba Jaring Apung (PPI KJA) Purwakarta ini.

Menurutnya, saat ini baru ikan mas yang banyak mati. Sedangkan ikan nila yang diternakkan masih bisa bertahan.

Namun jika curah hujan masih terus berlangsung, idak menutup kemungkinan ikan nila juga terkena dampaknya.

Kondisi itu berpengaruh terhadap harga jual ikan mas. Saat ini, dengan kondisi itu, ikan mas dipanen dijual seharga Rp 17 ribu/kg.

"Padahal jika sudah masuk masa panen harganya di atas Rp 21 ribu/kg. Ukuran ikan masuk masa panen untuk 1 kilogram berjumlah empat ekor, sementara yang dijual sekarang 1 kilogram bisa enam sampai tujuh ekor karena belum masuk masa panen," ujarnya.

Peternak ikan lainnya, Abdul Azis (30) mengatakan hal senada. Menurutnya, fenomena ini sudah ia prediksi karena fenomena tiap tahun saat curah hujan tinggi.

"Para peternak ikan sudah mengantisipasinya seperti membekukan ikan dengan es balok. Meskipun harganya murah setidaknya ikan bisa terjual. Yang penting tidak rugi saja," kata dia.

Ia menambahkan hujan dengan intensitas tinggi membwa virus yang berpengaruh terhadap melambatnya pertumbuhan ikan.

"Bahkan ikan mati dipenuhi bercak merah pada badan ikan," ujarnya. (men)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini