TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Persoalan parkir di kawasan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menyita perhatian luas jagad dunia maya.
Setelah beberapa pekan lalu tarif sewa sepeda hias di Alun-alun Selatan disoal, giliran masalah parkir di depan kantor Bank Indonesia membuat geram netizen.
Mereka terbakar unggahan pemilik akun Facebook Dunia Wisata Malang pada Minggu (19/2/2017) yang baru saja membawa rombongan wisatawan menuju Malioboro menggunakan bus.
Ia menjelaskan memarkirkan busnya di sebelah selatan Benteng Vredeburg. Bukan main ia kaget ketika juru markir menarik Rp 200 ribu untuk waktu dua jam pertama.
Ketika meminta karcis, juru parkir justru marah-marah dan mengusir bus. Dalam keterangannya, ia memarkirkan bus pukul 12.30 WIB.
"Yang bikin kami kaget saat mereka meminta Rp 200 ribu untuk 2 jam pertama parkir. Kami sebenarnya bersedia membayar, begitu kami meminta karcis parkir, orang pertama dalam foto tersebut malah marah-marah dan mengusir bus kami," demikian tertulis di akun Facebook Dunia Wisata Malang.
Muncul pertanyaan siapa sebenarnya pria yang meminta uang parkir tersebut.
"Sungguh sangat disayangkan Kota Yogyakarta yang terkenal lemah lembut tata krama warganya harus dirusak oleh orang orang seperti ketiga orang itu," ia menambahkan.
Status tersebut kemudian menjadi viral di dunia maya. Ratusan netizen telah membagikan keluhan yang diungkapkan akun tersebut.
Wartawan Tribunjogja.com berhasil mengkonfirmasi pengelola akun Facebook Dunia Wisata Malang yang kemudian membenarkan soal kejadian tersebut pada Senin (20/2/2017).
Ia mengaku terpaksa membayar tarif sebesar itu agar bus tidak harus mencari tempat parkir baru. Pihaknya khawatir penumpang akan kesulitan mencari bus bila berpindah lokasi.
Terlebih, rombongan yang dibawa hanya memiliki waktu dua jam untuk berjalan-jalan di Malioboro sehingga tak mau ribut soal karcis.
Akun Facebook Dunia Wisata Malang juga tak melaporkan tindakan juru parkir tersebut kepada pihak terkait karena tak mau urusan itu berkepanjangan.
"Khawatir berkepanjangan. Peserta tur kami terpaksa kami beri jatah jam jalan-jalan di Malioboro 1,5 jam saja agar estimasi 2 jam bisa kelar. Untuk jalan-jalan di Malioboro sebenarnya 2 jam itu kurang, tapi mau gimana lagi jika lebih akan dikenakan Rp 100.000 lagi tiap jam kelebihannya," ucap dia.
Pemilik akun Facebook itu pun tak menyangka bila beberapa agen travel lain juga banyak mengalami hal sama. Selama ini mereka lebih memilih diam dan berani bercerita setelah Dunia Wisata Malang membagikan cerita tersebut.
"Mereka pun merasakan hal yang sama tapi juga tidak melaporkan. Yah, sebagai pelajaran saja," tambah dia. (TRIBUN JOGJA)