Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dunia pendidikan kembali tercoreng atas ulah para pelajar di Semarang, Jawa Tengah.
Ya, puluhan siswa SMP berencana tawuran usai pulang sekolah, Jumat (24/2/2017) siang.
Beruntung, perkelahian antar pelajar ini tak sampai terjadi karena terlebih dahulu digagalkan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun di lokasi kejadian, usai bel sekolah berdering di SMP 25 sekitar pukul 11.00 WIB, beberapa guru di sekolahan itu mencium gelagat tak beres lantaran melihat puluhan siswa SMP yang tercatat bukan anak didiknya bergerombol di belakang sekolah.
Belakangan diketahui, gerudukan 30 an siswa SMP Barunawati itu hendak beradu jotos dengan puluhan siswa SMP 25.
Sejumlah tenaga pendidik SMP 25 yang menangkap sinyal buruk itu lantas berupaya menghampiri mereka untuk mengklarifikasi.
"Kami datang dan mereka bubar. Semuanya kabur ke sejumlah arah. Kejadian sekitar pukul sebelas saat pulang sekolah. Kami pun kemudian mengejar dan mengumpulkan 40 an siswa kami sendiri yang diduga akan ikut tawuran," kata Kepala Sekolah, Agung Nugroho.
Tak berselang lama, aparat Polsek Semarang Utara yang telah dihubungi pihak sekolah meluncur ke SMP 25.
"Kami kumpulkan di halaman sekolah untuk diberi pembinaan oleh pihak kepolisian," pungkas Agung.
Panit Patroli Polsek Semarang Utara, Ipda M Fathurachma, menjelaskan, pemicu gesekan puluhan pelajar dari dua almamater yang berbeda ini belum diketahui secara pasti.
Yang jelas, pihaknya akan gencar menggelar patroli di wilayah hukumnya. Termasuk juga rutin bersosialisasi di setiap sekolah.
"Mereka akan tawuran tapi tak sampai terjadi. Antara SMP 25 dan SMP Barunawati. Ada yang dari kelas satu, dua dan tiga. Kami himbau kepada pelajar agar jangan tawuran. Tadi sudah kami beri arahan," tegasnya.
Sementara itu siswa SMP 25 yang diberi pembinaan, sebut saja Wahyu, mengaku tak tahu menahu perihal rencana aksi tawuran tersebut.
Saat itu, ia bersama sejumlah teman sebangkunya bermaksud pulang ke rumah usai jam pelajaran rampung.
"Saya tidak tahu apa-apa mas. Saya dan teman-teman cuma ingin pulang rumah. Saat itu banyak siswa dari sekolah lain berkumpul di belakang sekolah," pungkasnya.