TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa teror bom panci di Bandung, Jawa Barat menyisakan cerita tersendiri bagi Bripda Ismi Aisyah.
Polisi wanita (polwan) berparas cantik tersebut mendadak jadi perbincangan pengguna media sosial usai foto-fotonya saat penyisiran TKP beredar dan viral.
Tak hanya itu, Bripda Ismi tampaknya harus menerima kenyataan bahwa akun instagramnya bakalan banyak 'dikepoin' para netter.
Terbukti follower perempuan kelahiran Cirebon ini terus bertambah dari menit ke menit.
Pantauan Tribunnews.com, Senin (27/2/2017) sore, akun instagram milik Bripda Ismi berada di angka 40 ribu follower.
Namun hanya selang beberapa jam, jumlah follower itu bertambah menjadi 65,7 ribu pada Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Artinya, hanya dalam waktu singkat akun tersebut bertambah lebih dari 20 ribu follower.
Lalu apa komentar Bripda Ismi atas viralnya foto-foto dirinya?
Mengutip wawancara Kompas.com, Sekretaris Pribadi Kapolda Jawa Barat ini mengaku tak pernah menyangka bahwa foto-fotonya akan viral.
"Saya enggak pernah nyangka bisa jadi viral. Ya, terima kasih kepada masyarakat," ujar Ismi Jumat (27/2/2017).
Ismi berharap foto-fotonya di media sosial bisa meningkatkan citra kepolisian.
"Saya mengapresiasi. Mudah-mudahan dengan kejadian ini kepercayaan masyarakat terhadap Polri semakin meningkat," tuturnya.
Selain itu, dara kelahiran 1993 ini juga mengaku bangga fotonya bisa mejeng dan ramai diperbincangkan di media sosial.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan bisa menaikan citra Polwan khususnya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, bom panci meledak di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017) pagi.
Pelaku peledakan bom panci di Cicendo, Bandung, Jawa Barat, diketahui bernama Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam (41).
Dalam catatan kepolisian, Yayat pernah tergabung dalam kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung pimpinan Ujang Kusnanang alias Rian alias Ujang Pincang.
Kabagpenum Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul menjelaskan Yayat Cahdiyat tercatat di kepolisian pernah ditangkap di Cikampek pada 2011 atas kasus terorisme berupa mengikuti pelatihan paramiliter di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh, pada awal 2010.
Yayat divonis tiga tahun atas kasus paramiliter tersebut serta atas pidana dukungan untuk kegiatan tersebut.
"Dia juga ikut dalam beberapa kegiatan untuk mendukung kegiatan paramiliter di Aceh itu,"
Secara terpisah, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga menyampaikan dirinya sempat memimpin penangkapan puluhan orang yang terlibat pelatihan paramiliter di Aceh.
"Dia (pelaku) pernah ikut latihan teroris di Aceh Janto pada 2011. Ada 70 orang ditangkap, termasuk dia. Waktu itu saya yang pimpin operasinya," kata Tito usai menjadi penguji disertasi Menpan RB, Asman Abnur di Kampus Universitas Airlangga Surabaya, Senin (27/2/2017).
Martinus mengatakan, saat ini petugas masih mendalami motif pelaku melakukan aksi teror tersebut.
"Setelah keluar dari tahanan pada 2015, petugas masih memantau pergerakannya ke mana saja," jelasnya.
Dari pemeriksaan identitas, diketahui Yayat Cahdiyat alias Dani alias Abu Salam lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 24 Juni 1975 (41 tahun).
Ia mempunyai KTP Kabupaten Bandung dengan alamat tinggal Desa Cukanggenteng, Pasir Jambu, Kabupaten Bandung.