Laporan Wartawa Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Kedatangan para pelaku bom di halaman gereja Oikumene, disambut olah warga sekitar yang penasaran dengan tampang seluruh pelaku, yang memang kerap dilihat oleh warga, pasalnya kelima pelaku tidak asing bagi warga sekitar.
Seluruh pelaku tampak santai dalam menjalani adegan per adegan, bahkan kelimanya tampak tidak menutupi wajahnya saat diturunkan satu per satu dari bus kepolisian.
Bahkan, salah satu pelaku, yakni Supriadi (60) atau yang akrab disapa dengan Pakde Pri, sempat mengucapkan "dor" di hadapan awak media yang menyorot satu per satu pelaku ketika hendak menjalani rekonstruksi.
Hal itu sontak membuat awak media serta warga yang melihat hal itu kaget.
Pakde Pri memang cukup terkenal warga sekitar, kendati tinggal dikawsan Harapan Baru.
Jauh sebelum kejadian tersebut, Pakde Pri merupakan seorang guru ngaji anak-anak sekitar masjid Al Ishlah, setiap sore hari pakde Pri sudah siap untuk mengajari anak-anak membaca iqro dan al quran.
"Itu guru ngaji saya, dia yang ajari kami ngaji di masjid itu," ungkap Alvin Aspianur (16), Kamis (9/3/2017).
Dia pun menilai, terlepas dari tindakan yang dilakukan oleh guru ngajinya itu, namun dia menilai sosok pak Pri merupakan sosok yang tegas dan baik.
Kendati demikian, dirinya pernah mendengarkan guru ngajinya itu ceramah tentang jihad.
"Tegas pakde Pri itu, kalau ada yang salah kami pasti diberi tahu. Kita semua tidak tahu kalau dia terlibat hal ini, namun warga sini kenal semua sama dia. Kalau ceramahnya, memang pernah beberapa kali dia bicarakan masalah jihad, tapi saya tidak terlalu mendengarkan," ungkapnya.