Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Tanjungkarang menyatakan bersalah terhadap tiga terdakwa kasus gratifikasi proyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan.
Tiga terdakwa adalah mantan Direktur RSUD Bob Bazar Armen Patria, mantan ketua panitia lelang Joni Gunawan, dan perantara Robinson.
Ketiga terdakwa menjalani sidang bergantian karena berkas perkaranya dipisah.
Yang pertama adalah Armen dan Joni. Setelah itu baru Robinson.
"Menyatakan para terdakwa terbukti bersalah dan dihukum pidana penjara selama satu tahun dan dua bulan," ujar hakim ketua Mansur, Kamis (16/3/2017).
Majelis hakim menilai terdakwa Armen dan Joni terbukti melakukan tindak pidana dalam pasal 5 ayat (2) jo pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sedangkan terdakwa Robinson terbukti melakukan tindak pidana dalam pasal 5 ayat (1) jo pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Selain pidana penjara, majelis hakim juga menghukum ketiga terdakwa dengan pidana denda masing-masing Rp 50 juta subsidair empat bulan kurungan.
Para terdakwa juga dihukum membayar uang pengganti yang besarannya berbeda-beda.
Terdakwa Armen dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp 800 juta dikurangi uang titipan sebesar Rp 300 juta. Sehingga Armen harus mengganti uang kerugian negara sebesar Rp 500 juta.
Baca: Gamawan Mengaku Dapat Pinjaman Uang Rp 1,5 Miliar dari Adiknya untuk Beli Tanah di Bogor
Apabila Armen tidak mampu membayar kekurangan uang pengganti setelah satu bulan putusan berkekuatan hukum tetap, maka harta bendanya akan disita dan dilelang untuk menutupi kekurangan tersebut.
Jika Armen tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk menutupi kekurangan uang pengganti, maka dipidana penjara selama 10 bulan.
Terdakwa Joni dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp 150 juta. Namun Joni sudah menitipkan uang pembayaran uang pengganti sebesar Rp 150 juta.
Untuk Robinson, majelis hakim menghukum membayar uang pengganti sebesar Rp 1,547 miliar.
Namun karena Robinson sudah menitipkan uang sebesar Rp 100 juta, maka Robinson masih harus menutupi kekurangan uang pengganti sebesar Rp 1,447 miliar.
Di dalam dakwaan jaksa, terungkap bahwa Armen dan Joni menerima empat lembar cek senilai Rp 2,4 miliar dari pihak rekanan PT Hutama Sejahtera Radofa yaitu saksi Subadra Tholib dan Sutarman.
Pemberian cek ini karena kedua terdakwa memenangkan PT Hutama sebagai perusahaan yang mengerjakan proyek alat kesehatan tahun anggaran 2015.
Jaksa mengungkapkan RSUD Bob Bazar melaksanakan kegiatan pengadaan alat kesehatan dan kedokteran yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2015.
Sebelum lelang, Armen dan Joni bertemu dengan Subadra dan Sutarman yang difasilitasi Robinson.
Pertemuan pertama terjadi di Kopi Oey dan pertemuan kedua di Hotel Seven.
Pertemuan tersebut membahas tentang pos anggaran yang akan dikucurkan dan membahas spek barang.
Pada pertemuan itu disepakati panitia lelang akan memenangkan PT Hutama dan rekanan akan memberikan fee sebesar 20 persen dari nilai kontrak kepada Armen.
Pada proses lelang, panitia lelang memenangkan PT Hutama Sejahtera Radofa.
Setelah pekerjaan selesai, Subadra menyerahkan tiga lembar cek Bank Lampung ke Armen melalui Joni. Sedangkan Sutarman menyerahkan satu lembar cek Bank Lampung langsung ke Armen.
Empat lembar cek tersebut senilai Rp 2,4 miliar.
Setelah menerima empat lembar cek tersebut, Armen menyuruh Joni dan Robinson untuk mencairkan cek tersebut.
Joni dan Robinson mencairkan cek tersebut di Bank Lampung depan Hotel Sheraton.
Usai mencairkan cek, Joni dan Robinson memberikan uang kepada Armen di rumah Armen. Armen memberikan Joni sebesar Rp 150 juta dan Robinson sebesar Rp 1,5 miliar. Sedangkan Armen mengantongi Rp 800 juta.