TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Untuk merangkul dan meningkatkan silaturahmi pasca tragedi bencana alam Gunung Kelud yang terjadi 2014 silam, La Nyalla Academia turut serta dalam acara Gowes Bareng pada perhelatan Jambore Nasional Sepeda Tua di wilayah Kediri, Jawa Timur, Minggu (19/3/2017).
Menurut Surin Welangan, Aktivis Seni dan Budaya La Nyalla Academia mengatakan, pertemuan komunitas budaya ini adalah ajang silaturahmi sekaligus melihat perekonomian masyarakat kediri pasca bencana.
Kata Surin, rombongan yang dipimpin Arief Indrijanto ini terdiri dari 30 sepeda ontelis, dan akan mengikuti rangkaian acara di Kediri hingga 20 Maret mendatang.
Lebih lanjut Surin mengatakan, event kali ini dilaksanakan dan difasilitasi oleh Pemkab Kediri, Jawa Timur dan poin utamanya adalah manfaat untuk bisa bertemu dengan berbagai pecinta sepeda tua dan membuktikan eksistensi La Nyalla Academia di bidang apapun.
"La Nyalla Academia itu punya banyak event menarik, tujuan mulia yang menarik, skema kegiatan-kegiatan sosial yang menarik. Jadi kita semua bisa berkreasi dan berkarya di bawah naungan La Nyalla Academia dengan semua hal yang positif,” kata Surin.
Surin juga menjelaskan bahwa manfaat mengikuti acara ini adalah dapat bertemu dengan ribuan pecinta sepeda tua se-Indonesia, serta menjalin cerita berbagai kegiatan sosial yang pernah dilakukan oleh para pecinta sepeda tua.
”Bukan itu saja, La Nyalla Academia juga punya ikatan emosional selama sebulan tinggal di wilayah Kediri ketika Gunung Kelut meletus dan menolong korban-korban bencana alam tersebut, sehingga melalui ajang Jambore Sepeda Tua, La Nyalla Academia besama Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti,Red) kembali menyapa warga Kediri,” paparnya.
Tokoh Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai bahwa bencana alam Gunung Kelud merupakan hal yang tidak bisa dilupakan di Jawa Timur.
Kendati demikian, La Nyalla meminta semua harus tetap waspada dengan bencana kendati itu semua kehendak dari Allah SWT sebagai Sang Pencipta penentu takdir.
”Namun tetap ada baiknya adalah para masyarakat di sekitar Gunung berapi yang masih aktif, tetap harus memahami tanda-tanda akan terjadinya letusan, Kenali kawasan rawan bencana letusan gunung api, sepakati tempat berkumpul bersama warga sekitar jika ada bencana, menentukan jalur penyelamatan atau evakuasi yang terdekat dari rumah untuk menuju tempat berkumpul. Itu semua harus kita pahami bersama demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,” urai La Nyalla. tb