Cuma kapal tersebut berlabuh di Gunungkidul, sehingga agak susah diakses nelayan Bantul. "Kalau mereka (nelayan) mau ikut organisasi mereka, sangat bisa," paparnya.
Saat ini hanya sekitar 15 nelayan di Bantul yang ikut kepal besar tersebut. Malah banyak pekerja dari luar daerah justru bekerja di kapal milik Bantul itu.
"Itu kan kapal milik masyarakat Bantul. Kalau ada nelayan Bantul yang mau ikut ya bisa saja, syaratnya mengikuti pelatihan terlebih dahulu baru nanti bisa bergabung," ungkapnya.
Selain bisa memanfaatkan kapal besar, Pulung menyarankan agar para nelayan lebih bijak. Yakni dengan menyisihkan sebagian pendapatan dari melaut, atau dengan mencari penghasilan lain.
Sehingga pas musim paceklik melaut seperti sekarang, para nelayan tidak kehilangan pendapatan.
"Kami juga sudah ada program kelompok pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan laut. Kalau di Bantul saat ini sudah ada dua koperasi nelayan. Koperasi itu kami buat agar bisa dimanfaatkan nelayan pas musim paceklik seperti sekarang," pungkas Pulung. (usm)