Laporan Wartawan Surya, Rahadian Bagus
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Tim gabungan dan relawan menghentikan proses evakuasi korban tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
Menimbang cuaca, pencarian korban hari pertama dihentikan tepat pukul 12.00 WIB. Langit di atas lokasi tampak berawan tebal dan menghitam.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono, menuturkan evakuasi akan dilanjutkan Senin (3/4/2017) pagi.
"Kalau kondisinya hujan seperti ini, pencarian terpaksa dihentikan. Karena berbahaya, tebing dapat longsor kembali sewaktu-waktu," jelas Setyo pada Minggu (2/4/2017) siang.
Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi, menuturkan rencananya akan ada tambahan ekskavator sebanyak dua hingga empat unit untuk mempercepat evakuasi.
"Saat ini baru enam, empat di atas di titik nol dan dua di bawah. Nanti akan tambah lagi sekitar dua hingga empat ekskavator," kata Suryo sebagai wakil ketua tim evakuasi korban bencana alam di Desa Banaran.
Dikatakannya, pencarian dibagi menjadi sektor A, B dan C. Sektor A, tim gabungan pencarian dipimpin Basarnas, kemudian Sektor B dipimpin Brimob, dan sektor C TNI.
Di hari pertama pencarian tim gabungan masih mengandalkan ekskavator. Tebalnya timbunan material longsor di titik nol mencapai sekitar 15 sampai 17 meter.
Tim gabungan berhasil menemukan dua korban di RT 3 / RW 1 Dukuh Tangkil, Desa Banaeang, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, yakni Iwan Danang Suwandi (26), dan neneknya Katemi (65).
Satu jam setelah proses evakuasi hari pertama dihentikan hujan begitu deras.