Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Sabil (50), ayah korban Kolong Tengkorak Sungailiat, Almarhum Saiful Bahri ditemui, Rabu (5/4), masih berduka.
Nelayan asal Sulawesi ini mengaku masih sulit mengiklaskan kepergian anak keempatnya itu.
"Dak siap-siap rasanya. Meninggal tiba-tiba, penyesalannya tak hilang-hilang," kata Sabil, mengenang kepergian Syaiful Bahri ditemui Bangka Pos Group dan HNSI Bangka di rumah duka Kawasan Tanah Hongkong Lingkungan Nelayan II Sungailiat Bangka, Rabu (5/4/2017) siang.
Satu hal yang masih dikenang Sabil, selaku orangtua korban, Syaiful Bahri.
Saat itu anaknya, Saiful Bahri sempat minta dibelikan buku panduan salat.
"Terakhir kali dia minta belikan buku salat. Makanya, Bukannya tidak ikhlas melepasnya, namun berat rasanya," kata Sabil.
Baik Sabil, Firman dan Herlina, mengaku terharu ketika Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bangka, diwakili Ketua Ridwan dan Sekretaris Lukman datang ke rumah mereka untuk menyerahkan bantuan.
HNSI Bangka, berhasil menggalang dana dari berbagai pihak, yang jumlahnya sekitar Rp 9 juta.
"Kami ucapkan terimakasih atas kepeduliannya," kata keluarga nelayan ini, merasa sedih bercampur haru saat menerima uang dari simpatisan.
Sebelumnya disebutkan, -Kolong Tengkorak Lingkungan Nelayan Sungailiat Bangka menelan korban.
Dua bocah tewas tenggelam saat berenang di perairan itu, Sabtu (1/4/2017) petang.
Korban masing-masing Elwiransyah (13) dan Syaiful (9), keduanya pelajar, Warga Tanah Hongkong Lingkungan Nelayan II Sungailiat Bangka.
Kedua jenazah korban sempat satu malam disemayamkan di rumah duka di Tanah Hongkong Lingkungan Nelayan II Sungailiat.
Setelah itu, keesokan harinya, jenazah korban dikebumikan.