TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Geram melihat maraknya kejahatan korupsi di lingkungan pemerintahan, membuat paranormal Ki Gendeng Pamungkas angkat bicara.
Jika menjadi Presiden Indonesia, Ki Gendeng Pamungkas akan menembak sendiri para koruptor.
"Kalau saya presiden, saya sendiri yang akan tembak mati koruptor," ujar pria yang akrab dipanggil Ki Gendeng ini kepada Tribun Kaltim, Jumat (7/4/2017).
Ia menilai, aksi korupsi yang dilakukan pejabat di lingkungan pemerintahan bisa terjadi karena belum ada sanksi yang tegas bagi pelakunya.
Menurutnya, pelaku korupsi haruslah dijatuhi hukuman mati.
"Semua koruptor harus dihukum mati, tidak ada pengampunan untuk mereka. Kenapa begitu, karena mereka sudah mengkhianati kepercayaan dan amanah yang diberikan rakyat Indonesia untuk mengemban tanggung jawab. Ini namanya pengkhianat bangsa," katanya.
Hukuman mati akan memberikan efek jera dan peringatan bagi pejabat pemerintah lainnya yang masih bertugas, agar tidak berperilaku korup dalam lingkungan kerjanya.
Jangan seperti sekarang, yang menurut Ki Gendeng Pamungkas, hukum masih "bisa diperjualbelikan".
Ia pun meyakini, ketidaktegasan pemerintah dalam hal ini disebabkan masih banyaknya oknum pemerintah yang terjerumus dalam liang korupsi.
"Korupsi yang merugikan negara ratusan miliar hukumannya nggak sampai 5 tahun. Edan! Ini bukan menghukum tapi terkesan menyelamatkan para koruptor. Dengan mengamankan asetnya yang masih disita, mereka koruptor keluar penjara masih bisa jadi konglomerat," ujarnya.
Baca: Menikmati Indahnya Bunga Sakura di Jepang, Apa Saja Persiapannya?
Untuk mewujudkan keinginannya ini, Ki Gendeng Pamungkas mengaku tengah mempersiapkan diri maju di Pilpres 2019-2024 mendatang.
"Saya siap bertarung dengan Jokowi untuk ini. Segalanya lagi dipersiapkan," kata Ki Gendeng.
Ki Gendeng Pamungkas selama ini dikenal sebagai paranormal.
Tahun 2006 lalu saat Presiden AS George Bush datang ke Indonesia, Ki Gendeng pernah hendak menyantet Bush. Namun ia mengaku mendapat ribuan surat dari rakyat untuk tidak menyantet Bush.
Ia lalu memilih melakukan ritual dengan membunuh tiga ekor hewan, domba, burung gagak dan ular. Tujuannya saat itu hanya menginginkan Presiden Bush tidak betah berada di Indonesia.