News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Parlemen

Tak Bisa Lagi Andalkan Batubara, Terobosan Ini yang Harus dilakukan Kaltim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Kunjungan Spesifik Komisi XI DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi XI Marwan Cak Asan bersama Bank Indonesia mengunjungi Kalimantan Timur dalam rangka untuk mengetahui perkembangan perekonomian di sana.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua tahun terakhir ini  perekonomian di Kalimantan Timur (Kaltim) cenderung negatif.

Kontraksi ekonomi Kaltim  terutama disebabkan oleh kinerja sektor utama yang mengalami penurunan akibat menurunnya permintaan batubara dari negara mitra dagang utama dan rendahnya harga komoditas internasional.

Terkait hal tersebut, Tim Kunjungan Spesifik Komisi XI DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi XI Marwan Cak Asan bersama Bank Indonesia mengunjungi Kalimantan Timur dalam rangka untuk mengetahui perkembangan perekonomian di sana.

“Pertumbuhan ekonomi Kaltim cenderung menurun. Perkebunan dan pertambangan di Kaltim mengalami drop demand global harga batubara dan perkebunan turun. Kita lihat pertumbuhaan ekonomi Kaltim cenderung minus, pada 2015 menjadi -1,21% lalu membaik di 2016 menjadi -0,38%, namun di triwulan 2017 sudah membaik menjadi  0,8%“, jelas  Marwan Cak Asan di sela-sela pertemuan dengan  Bank Indonesia cabang Balikpapan di  Kantor Bank Indonesia Cabang Balikpapan, Jumat (07/4/2017).

Politisi Partai Demokrat ini menjelaskan, bahwa saat ini industri tambang dan migas masih mendominasi sektor industri di Kaltim  dengan pangsa sebesar 68%.

Sedangkan industri non tambang migas hanya sekitar 32%. Ia  berharap kedepannya peluang pengembangan industri non migas seperti karet, kimia serta makanan mempunyai potensi yang cukup besar.

“Kaltim tidak bisa lagi mengandalkan sektor batubara, harus ada inovasi atau terobosan supaya bisa menyusul pertumbuhan ekomoni yang berada di daerah-daerah lain agar pertumbuhan ekonomi tinggi sesuai target ekonomi nasional, yaitu 5,1%,” tegasnya.

Selain membuat inovasi baru demi meningkatkan perekonomian Kaltim, menurut Marwan, harus ada pembangunan infrastruktur.

Pembangunan yang  harus dikembangkan ialah Tol Balikpapan - Samarinda dan pelabuhan yang harus didukung penuh dari pemerintah pusat.

“Kami minta kepada pemerintah daerah maupun Bank Indonesia segera menyampaikan analisa dan proposal sehingga kita ingin melihat seberapa jauh impact dari pembangunan infrastruktur tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kaltim ini”, paparnya.

Ia juga berharap,  dengan peningkatan program-program infrastruktur nasional dan terobosan atau inovasi baru yang sudah dicanangkan ini dapat menstimulus untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Kalimantan Timur. (Pemberitaan DPR RI)

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini