TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya hidup masyarakat merupakan salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien penyakit jantung koroner.
Direktur Rumah Sakit Umum Siloam Kupang dr Hans Lie MSc menyatakan, pasien yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi, atau obesitas amat berpotensi menderita penyakit jantung koroner.
“Dari waktu ke waktu jumlah pasien terus bertambah. Jika dulu yang berisiko yaitu mereka yang berusia 35 tahun ke atas, namun kini kasus penyakit jantung kororner sudah ditemui pada dewasa usia 20 tahunan,” ungkap dr Hans dalam media gathering yang digelar hari ini di RSU Siloam Kupang.
Sebagai bentuk pencegahan penyakit jantung koroner, RSU Siloam Kupang mengajak masyarakat untuk melakukan deteksi awal. Salah satunya dengan pemeriksaan CT Scan Calcium Score.
Edwin H Pandjaitan SpRad selaku Kepala Departemen Radiologi, prosedur diagnostik ini penting dilakukan oleh pasien yang pola hidupnya kurang sehat untuk jantung.
“Pada dasarnya CT Scan Calcium Score dilakukan menggunakan sinar X secara langsung ke jantung. Tujuannya untuk melihat kondisi pembuluh darah kororner manusia. Bila memang ada sumbatan atau plak kalsium di pembuluh darah, pasien dapat langsung berkonsultasi dengan sejumlah spesialis terkait, sebagai bentuk tindak lanjutnya,” kata dr Edwin.
Berapa lama pemeriksaan ini dilakukan? Lebih lanjut dr. Edwin menyampaikan, pemeriksaan CT Scan Calcium Score berlangsung selama 10-15 menit.
Pasien akan disinar menggunakan radiasi dengan dosis yang rendah, sehingga masih aman bagi organ tubuh.
“Meski demikian, pemeriksaan ini tidak disarankan bagi ibu hamil, karena efek radiasinya,” katanya.
Selama bulan April sampai dengan 31 Mei 2017, RSU Siloam kupang mengeluarkan program pemeriksaan CT Calcium Score dengan biaya Rp 199 ribu.