Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Puluhan dari ratusan guru honorer di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tak hanya belum menerima honor selama enam bulan.
Mereka juga mengaku kerap menjadi korban pungutan liar oknum yang bertugas di Pemkab Simalungun.
"Untuk pengurusan administrasi, mereka yang mau jadi guru honorer itu kerap mengalami tindakan pungli. Mereka mengaku, ada sejumlah oknum yang bertugas di Pemkab memintai sejumlah uang," kata Kordinator Posko Perjuangan Rakyat Sumut, Sadam Husein, Selasa (25/4/2017).
Tak tanggung-tanggung, jumlah pungutan liar yang diminta oknum Pemkab Simalungun mencapai belasan bahkan puluhan juta. Tiap guru dimintai uang yang bervariasi dengan berbagai alasan.
"Dari pengakuan guru yang bergabung bersama Pospera, mereka ada yang dimintai uang Rp 15 juta. Ada juga yang dimintai Rp 30 juta," ungkap Sadam.
Jika tidak memberikan uang, oknum yang bertugas di Pemkab Simalungun itu akan mempersulit urusan para calon guru honorer. Sehingga, para calon guru terhambat dalam setiap urusan administrasi menjadi guru honorer.
"Besok akan kami jelaskan lebih lanjut saat aksi. Untuk estimasi masa, kemungkinan ada 100 orang lebih. Sejumlah mahasiswa juga turut bergabung," kata dia.