Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta seluruh pemerintah kabupaten dan kota siaga satu mengantisipasi serangan virus Ransomware WannCrypt.
Pemerintah daerah diminta merekrut tim teknis khusus yang ahli mengantisipasi serangan penjahat cyber tersebut yang sudah menyerang 153 negara.
"Tim teknis minimal fire wall bisa terus bergerak, minimal memproteksi dan mengamankan data yang ada. Aksi itu yang penting dan harus dikontrol terus menerus, " kata Ganjar pada Senin (15/5/2017).
Dinas Komunikasi dan Informasi Jateng telah memberikan surat edaran ke semua pemda untuk mewaspadai ancaman virus Malware Ransomware Wannacry.
"Maka saatnya seluruh Kominfo di kabupaten atau kota untuk bergerak. Karena himbauan kalau tidak aksi, bahaya, " ucap dia.
Diakui Ganjar untuk pemkab/pemkot saat ini minim memiliki tim IT. Ia menyarankan tiapt-tiap daerah bekerjasama dengan semua pihak, mulai perguruan tinggi hingga perusahaan telekomunikasi.
"Saya yakin orang kita canggih," ungkap dia.
Ganjar juga menceritakan pengalamannya yang sering diserang peretas, baik akun Twitter, email, Facebook, hingga website resmi Pemprov Jateng.
"Twitter saya, email saya sudah berkali-kali dihack. Bukan sekali, tapi berrkali-kali. Maka passwordnya diganti-ganti berkali-kali oleh tim," sambung dia.
Terkait kasus di sejumlah daerah, Ganjar berharap Kemenkominfo RI harus cepat beraksi karena peretas cukup profesional. Harus cari pakar teknologi paling ahli di Indonesia sampai ketemu.
Kepala Diskominfo Jateng, Dadang Soemantri, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi Ransomware WannCrypt alias WannCry, di antaranya memperbarui software, backup data, hingga mematikan jaringan internet.
Informasi terkait menyebarnya virus WannCry sudah diketahui sejak 12 Mei 2017 lalu. Langkah-langkah yang disarankan oleh Kemenkominfo juga langsung dilakukan.
"Kami sudah komunikasi dengan Kemenkominfo terkait pengamanan (data) institusi," kata Dadang.
Langkah-langkah yang dilakukan, di antaranya memutus jaringan, back up data, update antivirus dan OS. Untuk back up data, proses sudah rampung pukul 22.00 WIB hari Minggu (14/5/2017).
Terkait jaringan internet yang dimatikan sementara, sudah dilakukan sejak pagi tadi dan menunggu laporan dari para Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Jika semua sudah aman, maka jaringan internet akan segera dinyalakan.
"Kalau seluruh OPD sudah lakukan backup data dan scaning virus. Akan secepatanya aktifkan kembali," kata Dadang.
Walaupu jaringan internet dimatikan sementara, Dadang menjamin tidak mengganggu pelayanan publik karena sudah ada standar operasional pelayanan jika jaringan internet mati.